Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] ABK Meninggal Dilarung ke Laut | Raja Agung Sejagat Minta Maaf

KOMPAS.com - Muhammad Alfatah, seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Enrekang, Sulawesi Selatan, meninggal di kapal dan jasadnya dilarung ke laut, 27 Desember 2019 silam.

Alfatah dikabarkan meninggal dunia di atas kapal karena sakit.

Kabar kematian Alfatah baru diketahui oleh keluarga setelah viral di media sosial.

Sementara itu, kapal pinisi yang membawa rombongan wartawan Istana Presiden terbalik di Perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara timut (NTT), Selasa (21/1/2020).

Dalam insiden tersebut, semua wartawan yang menjadi penumpang kapal itu dalam keadaan selamat.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya:

Kakak kandung Alfatah, Rasyid mengatakan, kabar kematian adiknya baru diketahui oleh keluarga setelah viral di media sosial.

Rasyid melihat sebuah foto yang sangat mirip dengan adiknya.

Ia juga membaca keterangan ABK yang jenazahnya dilarung ke tengah laut.
Tak lama kemudian, ia menerima sebuah surat yang menyebut bahwa adiknya telah tiada

"Pas viral bersamaan itu ada surat datang," ujarnya.

Alfatah dikabarkan meninggal dunia di atas kapal karena sakit. Rasyid enggan berspekulasi mengenai kebenaran penyebab kematian adiknya.

"Kami tidak ingin berpikir macam-macam terkait penyebab kematiannya, karena sudah diikhlaskan," katanya.

Keluarga juga menggelar salat gaib di rumah mereka untuk mendoakan almarhum.

Kapal pinisi yang membawa rombongan wartawan Istana Presiden terbalik di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (21/1/2020).

Semua wartawan yang menjadi penumpang kapal tersebut dilaporkan selamat.

Kejadian itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Johannes Bangun, ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa siang.

"Benar kejadiannya. Katanya memuat sejumlah wartawan. Kami baru dapat laporannya dari Kapolres Manggarai Barat," ujar Johannes.

"Sementara korban jiwa nihil. Namun, masih kita cek dengan pihak yang punya kapalnya," kata dia.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020) di Purworejo, Jawa Tengah.

Setelah viral, dan sempat membuat heboh, polisi pun melalakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap Toto Santoso dan Fani di Yogyakarta pada Selasa (14/1/2020) karena mendgua ada indikasi penipuan dalam aktivitas Keraton Sejagat.

Setelah ditangkap polisi, Toto Santoso akhirnya mengaku telah berbohong kepada para pengikutnya. Toto juga meminta maaf atas penipuan yang telah dilakukannnya.

"Pada kesempatan ini, saya mohon maaf karena Keraton Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif. Kemudian, janji kepada pengikut saya juga fiktif, selanjutnya telah membuat resah masyarakat Purworejo pada khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya," ungkap Toto di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (21/01/2020).

Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, Toto Santoso menjanjikan kehidupan yang lebih baik hingga terbebas dari malapetaka dan bencana jika mengikutinya.

"Kalau tidak mengikuti akan mendapat bencana, malapetaka," ujar Rycko di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).

Rombongan kapal pinisi yang berisi wartawan Istana Presiden terbalik usai melakukan aktivitas peliputan kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo (Jokoei) di Labuan Bajo, Selasa (21/1/2020).

Salah satu wartawan Antara yang turut menumpangi kapal, Desca Natalia, membenarkan hal itu.

Ia mengatakan, kapal terbalik dalam hitungan detik.
"Tiba-tiba angin kencang dan ombak gede langsung hitungan detik, langsung kapal terbalik," katanya, seperti dilansir dari Antara.

"Benar kejadiannya. Katanya memuat sejumlah wartawan. Kami baru dapat laporannya dari Kapolres Manggarai Barat," kata Kepala Humas Polda NTT Kombes Johannes Bangun saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (21/1/2020) siang.

Pihak Puskesmas Cilaku menyambangi rumah pasangan suami istri (pasutri) Yanto (30) dan Riska (27) asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang membayar biaya persalinan anak pertama mereka dengan uang koin pecahan Rp 1.000.

Didampingi perangkat desa dan kecamatan setempat, kepala puskesmas datang untuk menyerahkan uang Rp 1.000.000.

Uang sebesar itu merupakan biaya persalinan yang telah dibayarkan Yanto dan Riska kepada pihak puskesmas.

Sebelumnya, pihak puskesmas telah menyerahkan uang receh milik pasangan tersebut sebesar Rp 500.000.

"Jadi, semua biaya persalinannya, kita kembalikan lagi semuanya," kata Kepala Puskesmas Cilaku, Yudiansyah Sutawijaya, saat dihubungi Kompas.com via telepon, Senin.

Yudi mengatakan, langkah ini sebagai bentuk apresiasi pihak puskesmas atas upaya pasangan tersebut dalam mempersiapkan persalinan, kendati dengan kondisi ekonomi yang terbatas.

“Kita salut dan bangga, meski pasangan kurang mampu, tanpa minta dibebaskan, tanpa minta keringanan, mereka tetap berusaha memenuhi kewajibannya (biaya pembayaran),” ujarnya.

 

Sumber: KOMPAS.com (Riska Farasonalia, Firman Taufiqurrahman, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Pythag Kurniati, Aprillia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief, Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/22/06350091/populer-nusantara-abk-meninggal-dilarung-ke-laut-raja-agung-sejagat-minta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke