Salin Artikel

Walhi Temukan 6.000 Lubang Tambang Timah di Babel, Sebut 26 Orang Tewas di Tambang Sepanjang 2019 di Babel

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kepulauan Bangka Belitung menilai tingginya angka korban jiwa disebabkan lemahnya upaya pengawasan dan penegakan hukum.

"Dari catatan kami 26 tewas selama 2019, ditambah Januari 2020 ini 1 tewas di Bangka Tengah," kata Direktur Eksekutif Walhi Kepulauan Bangka Belitung, Jessix Amundian, kepada Kompas.com di sekretariat Walhi, Kamis (16/1/2020).

Dia menuturkan, korban tewas meliputi pekerja yang sedang bekerja dalam penambangan, maupun warga yang kecelakaan di areal bekas tambang.

Penambang yang tewas saat bekerja berasal dari pertambangan ilegal maupun lahan yang mengantongi izin usaha resmi.

Korban tidak tahu lokasi itu dulunya bekas galian tambang

Sementara di lokasi bekas tambang, umumnya terjadi pada pengunjung yang tidak mengetahui jika dulunya ada bekas galian.

"Ada yang pergi ke pantai atau ke kolong (kolam) untuk mandi. Padahal dulunya pernah dikeruk," kata Jeri, sapaan lain Jessix.

Walhi kata Jessix telah menyurati berbagai pihak terkait kecelakaan penambangan. Namun, belum ada tindaklanjut yang berarti.

Bahkan, Walhi juga meminta perlunya moratorium (penghentian sementara) dan audit lingkungan terhadap aktivitas pertambangan.

Umumnya kecelakaan terjadi karena tidak diterapkannya standar keselamatan kerja, terutama di kawasan inkonvensional.

"Ada 6.000 lubang tambang selama 2014. Jumlah saat ini diperkirakan bisa dua kalilipat karena izin terus keluar," ucap Jessix.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/16/23024241/walhi-temukan-6000-lubang-tambang-timah-di-babel-sebut-26-orang-tewas-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke