Salin Artikel

2.000 Rumah dan 30.000 Warga Terdampak Banjir di Grobogan, 2 Orang Tewas

Ketujuh kecamatan itu yakni Penawangan, Karangrayung, Godong, Kedungjati, Tanggungharjo, Gubug, dan Tegowanu.

Banjir terakhir kali melimpas dan bertahan di wilayah Kecamatan Gubug.

Banjir yang diketahui mulai masuk ke permukiman sejak Kamis (9/1/2020) dini hari tersebut dipicu oleh tingginya intensitas hujan.

Hal itu menyebabkan beberapa tanggul sungai jebol hingga meluapnya sungai setempat.

"Hingga sore ini banjir yang masuk ke permukiman warga telah surut secara keseluruhan. Namun, banjir masih menggenangi areal persawahan. Aktivitas warga hari ini adalah bersih-bersih dengan dibantu sejumlah pihak termasuk TNI dan Polri," kata Endang saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Dijelaskannnya, dari tujuh kecamatan, genangan air paling lama membanjiri permukiman di wilayah Kecamatan Gubug.

Banjir merendam 12 desa yakni Desa Penadaran, Glapan, Ngroto, Trisari, Ginggangtani, Kuwaron, Papanrejo, Kunjeng, Rowosari, Gubug, Jeketro, dan Ringinharjo.

Akibat bencana tersebut, ada sekitar 30.000 orang terdampak banjir.

Selain itu, ada ribuan hektar areal tanaman padi dan ribuan rumah warga yang tergenang.

"3 rumah warga hanyut, 9 rumah rusak berat, dan 19 rumah rusak ringan," ujar dia.

Sementara itu, upaya perbaikan tanggul sungai yang jebol di sejumlah titik masih terus dilakukan.

Di antaranya 2 titik di Desa Glapan, 4 titik di Desa Ngroto, 2 titik di Desa Trisari, 1 titik di Desa Papanrejo, dan 1 titik tanggul jebol di Desa Ringinharjo. 

Upaya perbaikan tanggul sungai yang jebol dengan bantuan alat berat sudah diupayakan sejak Kamis.

Petugas serta relawan juga mendistribusikan bantuan makanan dari dapur umum yang didirikan di kantor Kecamatan Gubug sejak kemarin.

Sebelumnya pada Kamis (9/1/2020), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang datang ke lokasi banjir di Gubug memastikan alat berat akan dikerahkan untuk perbaikan tanggul sungai yang jebol.

Pengoperasian ekskavator atau backhoe dari Dinas PSDA dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) difungsikan untuk pengerukan dan pemerataan tanggul jebol sebelum dibangun tanggul darurat. 

Ganjar menyebut telah dianggarkan Rp 80 miliar untuk pembangunan tanggul, bendungan, dan sungai. 

"Kita terus koordinasi dengan Pemkab Grobogan dan tahun depan Balai Besar Wilayah Sungai akan mengerjakan secara permanen," kata Ganjar.

Untuk diketahui, banjir merendam ribuan rumah warga desa di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (9/1/2020) dini hari.

Ironisnya, banjir juga menelan dua korban jiwa yakni seorang warga, Florentina Siti Haryatmi (68) asal Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung, Grobogan.

Florentina dilaporkan tewas terpeleset di dalam rumahnya yang kebanjiran.

Korban lain bernama Sutrisno (36), warga Desa Rowosari, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, yang tewas terseret banjir di areal persawahan setempat.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/10/19212831/2000-rumah-dan-30000-warga-terdampak-banjir-di-grobogan-2-orang-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke