Salin Artikel

Bekas Pabrik Gula Peninggalan Kolonial di Banyumas Diubah Jadi Pabrik Garmen

Hamparan ilalang di halaman pabrik yang luas kini berubah menjadi padang rumput hijau.

Tembok kusam tak terawat, telah menjadi putih bersih. Demikian juga dengan atap yang penuh karat, kini tampak rapi.

Sedangkan area dalam pabrik yang sebelumnya jarang terjamah, kini telah tertata rapi. Mesin jahit berderet, memanjang dari utara ke selatan.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, lokasi tersebut digunakan untuk pabrik garmen, karena sulit mencari tempat yang representatif.

Bangunan milik swasta tersebut kemudian direnovasi hingga bisa difungsikan untuk pabrik.

"Membujuknya (investor) empat tahun untuk  ke sini. Kalau beli tanah mahal, saya cari-cari, saya minta tolong (pemilik bangunan) untuk perbaiki ini," kata Husein saat meninjau pabrik garmen, Selasa (7/1/2020).

Husein mengatakan, renovasi bangunan eks pabrik gula itu juga sempat menemui kendala.

Pasalnya cerobong asap berukuran besar yang berada di atap bangunan telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.

"Menaranya, ada masalah dengan menara dan sebagainya. Menaranya saja yang cagar budaya, bangunanya tidak masalah dimanfaatkan untuk apa saja," ujar Husein.

Menurut Husein, pabrik yang baru beroperasi sekitar empat bulan terakhir itu sebagai embrio pabrik garmen.

Ke depan, diharapkan akan berdatangan investor serupa untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Kota Kripik ini.

"Kendala (mendatangkan investor), tanah mahal, mereka beranggapan orang Banyumas priyayi, tidak mau kerja di pabrik, lambat, senangnya jadi pelayan toko. Tapi saya buktikan tidak, mereka bisa bekerja," kata Husein.


Representative Manager PT Sansan Saudaratex Jaya mengatakan, saat ini baru mempekerjakan 160 karyawan.

Jika bangunan tersebut difungsikan seluruhnya, diperkirakan dapat mempekerjakan hingga 1.500 orang.

Kapasitas produksi, kata Hasanudin, saat ini sebanyak 1.000 potong pakaian per hari.

Rencananya April mendatang, PT Sansan Saudaratex Jaya akan menambah menambah kapasitas produksi dengan jumlah pekerja antara 500 hingga 600 orang.

"Ini semua berangkat dari nol, kami tidak membawa pasukan dari luar, tapi kami coba mandiri. Orang Banyumas bisa nggak, tapi terbukti baru beberapa saat sudah bisa. Kami latih sendiri, latihan dua minggu langsung bisa terjun ke lapangan," ujar Hasanudin.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/08/11235131/bekas-pabrik-gula-peninggalan-kolonial-di-banyumas-diubah-jadi-pabrik-garmen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke