Salin Artikel

5 Kasus Ibu Aniaya Anak Berujung Kematian: Beri Racun Babi hingga Dendam Sering Disiksa Suami

Ina membentur-benturkan kepala DQ lantaran balita tersebut kencing di kasur.

Psikolog Hening Widyastuti mengatakan, faktor utama yang membuat orangtua kehilangan akal hingga mampu menyakiti anak adalah lantaran ada permasalahan dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal.

Masalah internal yakni kemelut dalam benak dan diri seseorang yang tercipta akibat sejumlah faktor.

Sedangkan masalah eksternal mencakup masalah dari luar diri. Misalnya persoalan ekonomi, lingkungan dan sebagainya.

"Biasanya itu banyak terjadi di ekonomi lemah, di tempat-tempat kumuh. Memang secara lingkungan kan berbeda etika, tatanan," kata Hening.

Orangtua yang sampai hati melakukan tindak agresif pada anaknya, lanjut Hening, adalah orang yang tidak mampu mengelola emosi dan menyelesaikan masalahnya.

Berikut kasus-kasus penganiayaan anak di sejumlah daerah di Indonesia yang dirangkum oleh Kompas.com:

Polres Boyolali menangkap SW, ibu kandung bocah laki-laki bernama F (6), Selasa (16/7/2019).

Penangkapan SW bermula dari dibongkarnya makam F. Pembongkaran makam dilakukan karena F dinilai meninggal secara tidak wajar.

Saat ditangkap, SW mengaku menganiaya anaknya. Penganiayaan tersebut dilakukan selama empat hari berturut-turut di rumahnya hingga F meninggal dunia.

SW menganiaya dengan mencubit, memukul perut, mencakar dan membenturkan kepala F ke lemari. Alasannya, SW jengkel karena putranya tersebut sering rewel.

Setelah dianiaya, F sempat makan bubur dan tidur. Namun saat dibangunkan, F sudah tak bernapas.

Tetangga yang berdatangan curiga lantaran mendapati sejumlah luka lebam kebiruan di badan F.

Dewi Regina (24) tega membunuh anak kembarnya, Angga Masus (5) dan Angki Masus (5) pada Kamis (5/9/2019) di rumah mereka Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Dewi membunuh anaknya saat tidur, menggunakan parang.

Usai membunuh Angga dan Angki, Dewi juga melukai leher, dada dan perut akibat upaya bunuh diri.

Saat ditangkap, Dewi mengakui perbuatannya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kupang Kota Iptu Bobby Mooy Nafi mengatakan, Dewi membunuh anak kembarnya lantaran Dewi memiliki masalah dengan suaminya.

Dewi mengaku sering dianiaya oleh suaminya.

"Dewi mengaku nekat menghabisi kedua anaknya karena dendam terhadap perilaku suaminya, Obir Masus," ujar Bobby.

Kepada polisi, Dewi juga mengaku tidak mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tidak dipenuhi kebutuhan ekonominya.

Seorang ibu di Kupang, Nusa Tenggara Timur Adriana Lulu Djami alias Ina menganiaya putrinya yang masih berusia dua tahun, DQ, Selasa (31/12/2019).

Ina membentur-benturkan kepala DQ hingga bocah tersebut meregang nyawa.

Peristiwa bermula saat DQ kencing di kasur. Ina yang melihat hal tersebut marah dan membentur-benturkan kepala DQ.

Keesokan harinya, DQ mengalami panas dan kejang-kejang. Ina sempat memberikan napas buatan, namun nyawa DQ tak tertolong.

Beberapa hari sebelum kejadian penganiayaan, Ina terlibat cekcok dengan suaminya.

Polisi menerangkan, Ina adalah istri kedua suaminya saat ini. Mereka berdua menikah siri pada 2016 silam.

Kepada polisi, Ina juga mengaku pernah mengalami depresi.

Seorang ibu di Kampung Atu Gogop, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah Nursakda (30 membunuh bayinya, Yaumil (1).

Ia mencampurkan racun babi ke susu formula Yaumil. Setelah anaknya tewas, Nursakda juga ditemukan tewas diduga bunuh diri meminum racun yang sama.

Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Agus Riwayanto Diputra mengatakan, mayat bayi perempuan tersebut ditemukan dengan posisi mulut berbusa di ayunan kamar.

Nursakda diketahui merupakan istri kedua suaminya. Berdasarkan penyelidikan polisi, Nursakda sering mengancam bunuh diri.

Hal itu dilakukan karena suaminya tidur di rumah istri pertamanya.

Seorang ibu muda, NPA (21) memaksa anak balitanya, ZNL (2) meminum air dalam kemasan galon dalam jumlah banyak, Jumat (18/10/2019).

Tak hanya memaksa minum air yang dituang berulang kali ke gelas plastik, NPA juga menutup paksa hidung anaknya. Akibatnya ZNL meninggal dunia.

NPA mengaku, apa yang dia lakukan adalah puncak dari emosinya karena kesal dengan suami.

Suami NPA ingin cerai dan menganggapnya berlaku tidak adil pada anak kembarnya hingga korban kurus.

Kepada polisi, NPL mengatakan, suaminya memiliki cicilan pinjaman daring, cicilan motor dan sewa rumah yang sudah jatuh tempo namun tak kunjung dibayarkan.

"Saya sayang (dengan korban). Emang waktu itu saya enggak terkontrol emosi saya, lagi kesal sama suami saya," kata NPA.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Luthfia Ayu Azanella, Labib Zamani, Sigiranus Marutho Bere, Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar, Iwan Bahagia | Editor : Gloria Setyvani Putri, Khairina, Abba Gabrilin, Sandro Gatra, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/03/18224331/5-kasus-ibu-aniaya-anak-berujung-kematian-beri-racun-babi-hingga-dendam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke