Salin Artikel

19 Kasus Konflik Buaya dengan Manusia di Maluku, 4 Tewas, 6 Luka Berat

AMBON,KOMPAS.com- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku mencatat sebanyak 21 kasus konflik satwa liar dengan manusia terjadi di Maluku sepanjang tahun 2019.

Kepala BKSDA Maluku Mukhtar Amin Ahmadi mengatakan, dari 21 kasus konflik satwa liar dengan manusia di Maluku itu, sebanyak 19 kasus merupakan konflik buaya dengan manusia.

Selebihnya, satu kasus konflik monyet dengan manusia dan satu kasus lagi yakni konflik ular sanca batik dengan manusia.

“Jadi sepanjang 2019 ini terdapat 21 kasus konflik satwa liar dengan manusia, dan kasus paling dominan itu adalah konflik buaya dengan manusia,” kata Amin kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2020).

Amin menjelaskan, dari 21 kejadian konflik satwa liar dengan manusia yang terjadi di Maluku sepanjang tahun 2019, pihaknya mencatat 4 warga meninggal dunia dan 6 orang lainnya mengalami luka parah.

“Dari catatan kami kejadian konflik buaya dengan manusia yang mengakibatkan korban jiwa masyarakat ini terjadi di beberapa tempat seperti di Maluku Tengah, Tanimbar, Pulau Buru dan beberapa tempat lain,” ungkapnya.

Dia mengatakan, selain mengakibatkan warga meninggal dunia, beberapa ekor buaya juga mati dalam konflik dengan manusia dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

”Ada juga beberapa ekor buaya yang mati dan lainnya terluka,” ujarnya.

Menurut Amin, banyaknya konflik antara buaya dan manusia yang terjadi di Maluku itu mengindikasikan bahwa habitat buaya di Maluku kini mulai terusik oleh aktivitas manusia.

” Kalau seperti itu maka indikasinya habitat buaya ini terusik makanya muncul kejadian seperti itu,” katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/01/02/18351541/19-kasus-konflik-buaya-dengan-manusia-di-maluku-4-tewas-6-luka-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke