Salin Artikel

5 Fakta Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Bogor, 7 Orang Tewas, 1 Hilang Terbawa Arus hingga 8 Desa Terendam

KOMPAS.com - Banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/1/2020) menelan korban jiwa sebanyak 8 orang, 7 dinyatakan tewas dan satu orang hilang terbawa arus.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Yani Hasan mengatakan bahwa dari 41 laporan kejadian bencana, 80 persen merupakan bencana banjir.

Sambungnya, 41 bencana itu setelah diguyur hujan sejak Selasa (31/12/2019) hingga Rabu sore di seluruh wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Berikut ini fakta bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bogor:

Yani Hasan mengatakan, setelah diguyur hujan sejak Selasa hingga Rabu sore, ada 41 laporan kejadian bencana, jumlah tersebut merupakan kalkulasi dari semua bencana mulai dari ringan sampai yang berat.

"Iya, hari ini itu yang terlaporkan ada 41 titik bencana di Kabupaten Bogor. Mulai dari ringan, pohon tumbang sampai yang besar-besar seperti banjir ini," katanya saat meninjau lokasi bencana.

Lanjutnya, dari puluhan kejadian bencana ini, bencana banjir yang paling parah terjadi di Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Lannutnya,  dampak kerusakan paling berat yaitu bencana banjir di Kecamatan Jasinga akibat luapan Sungai Cidurian.

"Banjir itu 80 persen paling banyak beserta kerusakannya dan yang terdampak paling parah secara luas itu di Bojongkulur hampir 14 RW," katanya.

 

Akibat bencana alam tersebut, menelan korban jiwa sebanyak 8 orang, 7 meninggal dan satu terbawa arus.

Korban jiwa itu, sambungnya, tercatat dari beberapa titik bencana yang terjadi.

Di antaranya, korban banjir akibat luapan Sungai Cidurian yang menyapu 8 Desa di Kecamatan Jasinga. Satu orang dinyatakan hilang dan satu orang meninggal dunia.

Sedangkan, korban lainnya ada dua tertimbun longsor di Kecamatan Nanggung dan ada tiga di Kecamatan Sukajaya.

Kemudian, satu orang tewas di Kecamatan Bojonggede akibat jebolnya tanggul Situ Cibeureum.

"Nah jadi yang terdata sama kita (BPBD) ada 4 korban meninggal, berarti (total) sudah 7, ditambah 1 masih hilang. Delapan total korban, 7 dipastikan meninggal dan satu masih belum ketemu (terseret arus banjir)," ungkapnya.

Akibat hujan deras yang terjadi pada Selasa (31/12/2019) sore mengakibatkan sungai Cidurian meluap dan merendam delapan desa.

Adapun delapan desa yang terdampak itu yakni, Desa Kalong Sawah, Desa Sipak, Desa Pamegersari, Desa Jasinga, Desa Koleang, Desa Bagiang, Desa Tegal Wangi, dan Desa Pangaur.

"Iya (delapan desa) yang di aliri Sungai Cidurian mengalami banjir yang diakibatkan hujan deras di daerah itu," ujar Harry saat dikonfirmasi.

 

Selain mengakibatkan delapan desa terendam banjir, jembatan penghubung antar desa hanyut terbawa arus luapan Sungai Cidurian yang mengakibatkan 2 jembatan yang menjadi akses utama terputus.

Sambungnya, jembatan itu terletak di Kampung Cigowong, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg.

"Membantu evakuasi dan menghimbau warga yang rumahnya dekat aliran sungai untuk segera mengungsi," ungkapnya.

 

Sekretaris Kecamatan Jasinga, Totok Supriyadi membenarkan peristiwa banjir yang menghanyutkan sejumlah rumah dan mobil itu tersebar melalui beberapa video.

Dia menyebut, wilayah yang paling parah terjadi Kampung Parung Sapi, Desa Sipak, di wilayah itu ada beberapa rumah hanyut tersapu banjir.

"Iya benar (video) dan sampai saat ini kita masih melakukan pendataan terkait korban dan bangunan yang terdampak dan saat ini sudah perlahan mulai surut," katanya.

 

Sumber: KOMPAS.com Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor: Krisiandi, Amir Sodikin)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/02/06394641/5-fakta-bencana-banjir-dan-longsor-di-kabupaten-bogor-7-orang-tewas-1-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke