Salin Artikel

Korban Banjir di Kampar Alami Gatal-gatal dan Cacar Air

Seperti dikatakan Kepala Dusun 1 Desa Buluh Cina, Ahmad Arifin yang beberapa warganya diserang penyakit gatal-gatal dan cacar air.

"Sebagian warga sudah ada yang mengalami gatal-gatal atau cacar air, karena rumahnya terendam banjir," sebut Arifin saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (26/12/2019).

Warga yang terjangkit gatal-gatal dan cacar air, sambung Arifin, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Arifin mengatakan, warga saat ini membutuhkan bantuan obat-obatan maupun petugas kesehatan memberikan layanan pengobatan di lokasi banjir.

Karena, selama dua pekan lebih banjir di permukiman warga Dusun 1 dan Dusun 2, pemerintah belum mendirikan posko kesehatan.

"Posko kesehatan di dusun saya sampai sekarang belum ada. Mungkin keterbatasan tempat juga, karena di sini tidak ada tempat yang tinggi untuk mendirikan posko. Di sini banjir menyeluruh," akui Arifin

Posko kesehatan, kata dia, baru didirikan di kantor desa di seberang sungai.

Namun, kata Arifin, warga cukup kesulitan untuk pergi berobat ke seberang karena tidak semua punya perahu.

"Kadang warga terpaksa naik perahu sewa untuk bisa berobat ke seberang," sebutnya.

Meski begitu, Arifin berharap ada bantuan obat-obatan dari pemerintah untuk diberikan kepada korban banjir yang diserang penyakit.

"Apa pun keluhan warga sudah saya sampaikan ke desa. Ya, harapan kita nanti ada bantuan obat langsung ke sini," ucapnya.

Arifin menambahkan, sejak dua hari yang lalu ketinggian banjir di permukiman warga bertambah.

"Kalau sore ini air bertahan. Tapi ketinggian banjir di rumah warga, ada yang 80 sentimeter hingga satu meter lebih," kata Arifin.

Sementara itu, salah seorang warga, Abil (38), mengalami penyakit kutu air yang menyebabkan gatal-gatal.

Hal itu disebabkan karena hampir setiap hari dia berjalan dalam air yang menggenangi rumahnya.

"Kaki saya ini habis kena kutu air dan gatal-gatal. Karena air ini kan bercampur lumpur dan banyak kuman," kata Abil kepada Kompas.com, Kamis.

Sejauh ini, dia mengaku belum mendapat bantuan obat-obatan dari pemerintah.

"Kami harap ada bantuan obat. Kalau bisa didirikan posko kesehatan di sini. Karena posko kesehatan adanya di seberang, jadi kami susah ke sana. Arus sungai juga sangat deras kan beresiko kalau menyeberang," kata Abil.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/26/20182061/korban-banjir-di-kampar-alami-gatal-gatal-dan-cacar-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke