Salin Artikel

Fakta Lengkap Kecelakaan Bus Sriwijaya yang Tewaskan 27 Penumpang, Diduga Sopir Ngantuk hingga Tak Layak Jalan

KOMPAS.com - Dua puluh tujuh orang meninggal dunia, tiga belas selamat, setelah bus Sriwijaya dengan plat nomor BD 7031 AU rute Palembang-Bengkulu mengalami kecelakaan di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (24/12/2019).

Diduga penyebab kecelakaan bus yang menyebabkan dua puluh tujuh orang tewas dan tiga belas selamat karena sopir mengantuk.

Untuk mencari korban jatuhnya bus Sriwijaya itu, Tim Sar Gabungan memperluas pencarian sejauh lima kilometer dari lokasi jatuhnya bus tersebut.

Selain itu, Polda Sumsel pun mengirimkan tim DVI ke Pagar Alam untuk membantu proses evakuasi para korban kecelakaan.

Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih dilakukan oleh tim SAR Gabungan.

Berikut ini fakat selengkapnya:

Pegawai Humas Kantor SAR Palembang Dayu Willy mengatakan, kecelakaan yang dialami bus PO Sriwijaya dengan plat nomor BD 7031 AU tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.

Kendaraan tersebut berangkat dari Bengkulu hendak menuju ke Palembang.

Saat melintas di tikungan tajam, mobil langsung terperosok ke jurang hingga menyebabkan 27 orang penumpang tewas.

"Sopir bus tersebut atas nama Fery dan ditemukan meninggal. Proses evakuasi saat ini masih berlangsung," kata Dayu, melalui pesan singkat.

 

Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang Benteng Telau mengatakan, bus Sriwijaya yang mengalami kecelakaan di Liku Lematang, jatuh dari ketinggian jurang sekitar 75 meter.

Hal ini membuat proses evakuasi agak sulit dilakukan karena kondisi medan yang curam.

"Aliran sungai Lematang yang deras juga menyebabkan proses evakuasi sulit sehingga harus dibantu tali. Info yang kita terima dari rekan di lapangan, kedalaman jurang dari lokasi jalan sedalam 75 meter," ujar Benteng.

 

Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang Benteng Telau mengatakan, dari 40 penumpang, hanya 13 orang yang selamat, 27 penumpang lainnya meninggal dunia.

25 dari 27 jenazah korban tewas dalam insiden ini sudah teridentifikasi.

"Kita masih terus melakukan pengecekan lokasi di sekitar TKP dan tempat mobil terjatuh. Hampir rata-rata korban terkurung di dalam bus. Sebagian juga ada sudah keluar bus, sehingga kita juga menyisir sungai," kata Benteng, Selasa (24/12/2019).

 

Masih dikatakan Dolly, bus Sriwijaya dengan nomor polisi BD 6031 AU yang dikemudikan Fery awalnya berangkat dari Bengkulu dengan membawa sebanyak 27 penumpang.

Namun di tengah jalan menuju Palembang, Fery sebagai sopir bus diduga mengangkut penumpang lain hingga berjumlah 37 penumpang.

"Berdasarkan laporan dari poll bus, mereka cuma membawa 27 penumpang. Sisanya banyak penumpang gelap," katanya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, dugaan kecelakaan yang dialami bus Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang yang jatuh ke jurang di Desa Prahu Dipo, Kota Pagar Alam, Sumsel, akibat sopirnya mengantuk.

Dugaan itu dikuatkan dengan kesaksian penumpang selamat yang menyatakan bus sempat mengalami tiga kali terperosok ke saluran air dan menyenggol kendaraan lain sebelum masuk ke jurang.

"Sementara dugaannya sopir mengantuk. Karena sempat ada tiga kali insiden. Bus itu juga sempat bersenggolan dengan mobil lain," katanya, saat dihubungi, Selasa (24/12/2019).

 

Supriadi menggatakan, untuk membantu proses identifikasi para korban kecelakaan bus Sriwijaya yang masuk ke jurang, pihaknya mengirimkan tim DVI ke Pagar Alam.

"Kita kirimkan tim DVI untuk membantu melakukan identifikasi terhadap korban. Dari tim lalu lintas juga kita kirimkan untuk melakukan pengalihan arus di sekitar lokasi kejadian," katanya saat dihubungi, Selasa (24/12/2019).

Ditambahkannya, Polda Sumsel mendapatkan kabar kejadian bus masuk jurang itu pada pukul 05.00 WIB.

Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang, Benteng Telau mengatakan, pihaknya memperluas pencarian korban kecelakaan bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagar Alam, Sumsel, sejauh lima kilometer dari lokasi jatuhnya mobil bus nahas tersebut.

Dijelaskannya, perluasan pencarian dilakukan karena arus sungai Lematang yang deras membawa sebagian korban hanyut.

Selain aliran sungai, petugas juga menyisir di bagian tebing untuk memastikan keberadaan korban.

"Banyak korban saat dievakuasi berada di luar bus karena terseret arus di sungai. Sehingga titik lokasi pencarian korban kita perluas. Sampai sekarang masih berlangsung," katanya.

Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, kota Pagar Alam, tak layak jalan.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nelson Firdaus.

Dikatakannya, hal itu diketahui setelah pihaknya melakukan ramp check kendraan tersebut pasca-kecelakaan tersebut.

"Isi ramp check-nya tidak sesuai dengan aturan, seharusnya tak beroperasi. Masih banyak permasalahan lain, bus ini memang semestinya tidak layak jalan," kata Nelson, Selasa (24/12/2019).

Dijelaskannya, Ramp check merupakan pemeriksaan kelayakan sarana transportasi yang dilaksanakan berdasarkan instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 10 Tahun 2017.

Ramp check biasanya difokuskan pada pemeriksaan yang penting, seperti administrasi, teknis, dan penunjang.

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Palembang, Aji YK Putra, Achmad Nasrudin Yahya | Editor Diamanty Meiliana, Farid Assifa, Bayu Galih, Ambaranie Nadia Kemala Novita, Jesi Carina, Aprilia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/24/16541701/fakta-lengkap-kecelakaan-bus-sriwijaya-yang-tewaskan-27-penumpang-diduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke