Salin Artikel

4 Cara Singapura dalam Mengelola dan Memperoleh Air Bersih

SINGAPURA, KOMPAS.com - Sebagai negara maju dan salah satu kawasan bisnis di Asia Tenggara, Singapura telah mengembangkan kreativitasnya dalam manajemen pengelolaan air bersih.

Kompas.com berkesempatan berkunjung ke Singapura, dalam program kunjungan jurnalis yang diprakarsai Pemerintah Kota Surabaya, pada Jumat 20 Desember 2019 dan Sabtu 21 Desember 2019.

Salah satu tempat pengelolaan air bersih di Negeri Singa ini adalah NEWater Visitor Centre (NVC) di Public Utilities Board, Scotts Road, Singapura.

Untuk memenuhi pasokan air lebih dari 2 juta debit air per hari, Singapura memiliki empat cara untuk memperoleh air bersih, yang disebut four national taps atau empat keran nasional.

"Pertama ada resapan air lokal, impor dari Malaysia, daur ulang dengan NEWater, dan desalinasi atau pengelolaan air laut yang memiliki kadar garam menjadi air bersih atau air tawar," kata pemandu NEWater Visitor Centre, Stella.

1. Daur ulang air limbah dengan NEWater

Meski Singapura hanya memiliki luas lahan 721,5 km2 dan suber daya alam yang terbatas, Pemerintah Singapura mampu mengelola air dengan baik, salah satunya adalah mendaur ulang air limbah, bekas pemakaian masyarakat menjadi air bersih.

Pengolahan air limbah di Singapura sebenarnya sudah berjalan sejak 1970 lalu. Namun, Pemerintah Singapura baru membuat pabrik daur ulang air limbah pada 2013.

"Air bersih hasil olahan limbah ini juga telah lulus uji dari World Health Organization (WHO) untuk dimanfaatkan secara luas," kata pemandu NEWater Visitor Center, Stella.

Menurut Stella, air bekas pemakaian masyarakat itu diolah melalui sistem di sebuah pabrik reklamasi air.

Pengelolaan air limbah ini juga menggunakan teknologi tinggi, untuk mendaur ulang air kotor menjadi steril dan higienis.

Teknologi daur ulang air itu menggunakan membran mutakhir (NEWater) dan teknologi ultraviolet untuk mengubah air kotor menjadi steril kembali.

Berkat kecanggihan teknologi itu, air hasil daur ulang tersebut dapat digunakan untuk rumah tangga, aktivitas industri, serta aman untuk dikonsumsi masyarakat.

"Air hasil daur ulang ini dapat disalurkan langsung ke industri. Penyaluran air untuk rumah tangga dan air untuk konsumsi, pengelolaannya dicampur resapan air lokal," ucap Stella.

2. Desalinasi

Cara lain untuk menjaga pasokan dan kebutuhan air yang terus meningkat adalah dengan mengolah air laut menjadi air tawar.

Proses ini disebut desalinasi atau pemurnian air dari kadar garam.

Menurut Stella, pabrik pengolahan air laut menjadi air tawar ini didirikan sejak 2005 lalu dengan skema kemitraan publik atau Private Public Partnership.

Cara ini dilakukan akibat dari bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan air di sektor industri.

"Karena kebutuhan air terus meningkat, sehingga kami memanfaatkan air laut untuk diolah menjadi air bersih," ujar Stella.

3. Pemanfaatan resapan air lokal

Untuk pemanfaatan air lokal ini, PUB bertanggung jawab dalam hal pengumpulan, produksi, distribisusi, maupun reklamasi air di Singapura.

Dalam proses pengumpulan, air hujan dimanfaatkan untuk dikumpulkan melalui sungai, kanal, dan drainase atau saluran air.

"Air hujan yang diserap melalui sungai, kanal, dan saluran air itu kemudian disimpan di 17 reservoir atau waduk yang ada di Singapura," tutur Stella.

Di setiap waduk, imbuh Stella, sudah terhubung jaringan pipa untuk mengoptimalkan kapasitas penyimpanan, sehingga debit air di 17 waduk yang ada dapat terjaga satu sama lain.

Sementara itu, untuk mengelola air hujan hasil resapan yang tertampung di setiap waduk, dilakukan proses penyaringan agar air menjadi bersih, steril dan higienis.

"Air yang sudah disaring disalurkan ke waduk tertutup untuk disimpan. Setelah itu, baru didistribusikan kepada pelanggan," ucap Stella.

4. Impor dari Malaysia

Singapura tidak seperti Indonesia yang memiliki sumber air tawar bersih yang melimpah.

Untuk bisa memastikan kebutuhan air terpenuhi, berbagai cara telah dilakukan Singapura, seperti mendaur ulang air limbah, bekas pemakaian masyarakat, memanfaatkan resapan air lokal melalui air hujan, hingga desalinasi atau mengubah air laut menjadi air tawar.

Meski demikian, ketiga cara itu belum cukup untuk menjaga pasokan air stabil.

Sehingga, cara keempat untuk mengoptimalkan pengelokaan air adalah dengan cara mengimpor air bersih.

Menurut Stella, Singapura mengimpor air dari Johor, Malaysia, hal itu dilakukan sejak 2011 dengan harga murah, untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat.

"Impor air ini sudah atas perjanjian jangka panjang (dengan Malaysia), yang dimulai sejak 2011 hingga 2061 mendatang," imbuh Stella.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/24/08231761/4-cara-singapura-dalam-mengelola-dan-memperoleh-air-bersih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke