Salin Artikel

Wisatawan Takut Harimau, Pengusaha Vila di Pagaralam Terancam Bangkrut

Insiden itu membuat jumlah wisatawan yang datang ke kawasan wisata Gunung Dempo, Pagaralam, turun drastis.

Muhammad Ramadian, pengelola vila di Pagaralam, sudah menerima 130 pembatalan setelah adanya serangan harimau.

Padahal, pada masa libur tahun baru, vila di Pagaralam banyak dipesan wisatawan.

"Sekarang penurunan wisatawan sudah 80 persen. Saya sebagai pengusaha tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya pasrah dengan kondisi ini," kata Ramadian, kepada KOMPAS.com, Minggu (22/12/2019).

Keadaan ini memaksa Ramadian merumahkan empat karyawan untuk menutupi operasional 22 vila yang dikelolanya.

Bahkan, salah satu restoran yang dikelolanya di kawasan kaki Gunung Dempo akan berhenti beroperasi dalam waktu dekat karena sepinya para wisatawan.

"Di Pagaralam ini hanya ada dua momen, lebaran dan tahun baru. Namun, untuk tahun baru sudah tidak bisa apa-apa lagi,"ujarnya.

Pemerintah Kota Pagaralam, diharapkan Ramadian, segera bertindak untuk mengatasi situasi konflik harimau dan manusia sehingga tidak lagi membuat masyarakat dan wisatawan resah.

Ramadian juga meminta keringanan pajak untuk kondisi tersebut. Pasalnya kerugian yang dialaminya begitu membengkak.

"Tahun ini saya merugi Rp 180 juta. Ini sama saja seperti bencana alam, kami harap Pemkot Pagaralam memberikan dispensasi pajak,"ujarnya.

Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni tidak menampik jumlah wisatawan pada akhir tahun ini turun akibat konflik harimau. Menurutnya, penurunan wisatawan itu sudah mencapai 50 persen.

Untuk menanggulangi penurunan jumlah wisatawan, Alpian akan melakukan sosialisasi terkait kondisi Pagaralam saat ini.

"Sekarang sudah aman, kita akan sosialisasikan kepada masyarakat, jangan takut lagi," ujarnya.

Alpian juga menyatakan, objek wisata Tugu Rimau yang berdekatan dengan kawasan Hutan Lindung Bukit Dingin sudah aman untuk dikunjungi.

"Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumsel sudah memastikan kawasan Bukit Dingin (Tugu Rimau) sudah aman dan tidak terdeteksi lagi keberadaan harimau. Di sana hanya wisata saja, untuk jalur pendakian ditutup," ujarnya

Beberapa waktu lalu, seorang pendaki bernama Irfan diserang harimau. Meski diterkam harimau, Irfan masih bisa menyelamatkan diri.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang petani di Pagaralam dan Lahat diterkam harimau sejak satu bulan terakhir. Dari lima kejadian itu, tiga di antaranya tewas.

Sementara dua orang lain mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.


Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019).

Akibat kejadian tersebut, dia mengalami luka cakaran di bagian paha kanan, perut dan bokong.

Korban selanjutnya, adalah Irfan (19) wisatawan di Taman Gunung Dempo, Kota Pagaralam yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami luka robek yang serius.

Dia diterkam harimau ketika sedang berkemah bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).

Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau, pada Minggu (17/11/2019).

Ada pula Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang usai diterkam harimau ketika berada di kebun yang ada di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, pada Kamis (5/12/2019).

Kemudian Mustadi (50) tewas diterkam harimau ketika berada di kebun yang terletak di Hutan Seribu Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat, pada Kamis (12/12/2019).

https://regional.kompas.com/read/2019/12/22/16323161/wisatawan-takut-harimau-pengusaha-vila-di-pagaralam-terancam-bangkrut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke