Salin Artikel

KALEIDOSKOP 2019: Video "Jika Jokowi Terpilih Tak Ada Lagi Azan" hingga Gugurnya Para Petugas KPPS

Salah satu peristiwa yang menyita perhatian adalah saat calon Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, buka baju saat menemui pendukungnya di Subang, Jawa Barat, pada hari Rabu (6/3/2019).

Prabowo lalu mengungkapkan alasannya membuka baju adalah karena terbawa emosi dan bersemangat saat kampanye.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo yang saat itu menjadi calon presiden nomor urut 01 menyatakan perang melawan hoaks.

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang atas paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Saat itu, berdasar rekapitulasi hasil penghitungan suara, Jokowi-Ma'ruf meraih 85.607.362 atau 55,50 persen suara, sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.

Berikut ini peristiwa penting selama Pemilu 2019:

Saat menggelar kampanye terbuka bersama Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) dan Relawan Baraya Jokowi-Amin Bogor (BARJAB) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019), Jokowi mengaku, telah bersabar selama empat tahun saat menjadi korban fitnah.

"Saya ini sudah empat setengah tahun dihina, saya diam. Dijelek-jelekkan, saya diam. Difitnah, saya diam. Dibodoh-bodohi, saya diam. Tetapi menjelang pilpres ini harus dijawab, jangan dibiarkan," ujar Jokowi.

"Sabar boleh, tapi ada batasnya kesabaran itu," tambah Jokowi.

Ternyata, aksi itu menjadi sorotan warganet. Salah satunya dari akun @Gyoucancallme, yang menanyakan alasan Prabowo.

Pertanyaan tersebut segera ditanggapi Prabowo Subianto melalui akun Twitternya, @prabowo, pada Sabtu (9/3/2019).

"Refleks aja terbawa suasana yang sangat bersemangat. Wajar lah," tulis Prabowo, seperti dikutip dari Tribunnews.

Salah satu peristiwa saat Pemilu 2019 yang menjadi sorotan adalah anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal.

Hal itu mengundang kritikan sejumlah tokoh, antara lain Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.

“Banyaknya petugas KPPS yang meninggal membutuhkan penyikapan yang serius dari pemerintah. Setelah proses pemilu selesai ini harus dievaluasi segera oleh pemerintah,” kata Dedi melalui sambungan telepon, Jumat (19/4/2019).

Dedi menambahkan, kasus tersebut merupakan potret dari proses Pemilu 2019 yang melelahkan semua pihak.

Terutama saat proses pemungutan suara yang menggabungkan pemilihan presiden, DPR hingga DPRD tingkat kabupaten/kota. Penghitungan suara keseluruhan memakan waktu sangat lama.

“Ini pemilu paling melelahkan, memakan waktu dari pagi hingga malam,” ujarnya.

Menjelang coblosan, sebuah video ibu-ibu yang menyebut jika Jokowi terpilih kembali, tidak akan ada azan lagi, viral di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah akun Instagram indozone.id. Saat itu, emak-emak di dalam video diduga mencoba memengaruhi warga agar tidak memilih Jokowi pada pilpres mendatang.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin. (Tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan sama perempuan boleh menikah, laki-laki sama laki-laki boleh menikah)," kata perempuan dalam video tersebut.

Pihak kepolisian pun akhirnya menangkap dan memproses secara hukum ketiga perempuang yang ada di video tersebut.

Salah satu caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berinisial KS (53), menjadi tersangka pembakaran kotak dan surat suara Pemilu 2019 di Desa Koto Padang, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, Jambi.

KS, warga Desa Hamparan Pugu, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci, ditangkap saat bersembunyi.

Selain KS, dua pelaku lain yang ditetapkan sebagai tersangka adalah RJ alias R (31), warga RT 002 Kecamatan Tanah Kampung, dan A alias Pak Eka (55), warga Desa Pendung Hiang.

Seperti diketahui, 13 kotak suara Pemilu 2019 terbakar pada jari Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 04.30 WIB.

Akibatnya, belasan kotak suara Pemilu 2019 beserta dokumen di dalamnya musnah terbakar.

Pada hari Rabu (22/5/2019), Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Jawa Timur dirusak dan dibakar massa sekitar pukul 21.00 WIB.

Massa juga dilaporkan membakar kendaraan, seperti mobil dinas yang terparkir di Polsek Tambelangan.

Saat itu, polisi menduga aksi, pembakaran itu berkaitan dengan aksi penolakan hasil Pilpres 2019 di Jakarta.

"Kami dengan ibu (Khofifah) Pangdam mau ke Sampang untuk melihat langsung lokasi kejadian tadi malam, dan bertemu dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh lain yang sekarang sudah kumpul di Polres (Sampang)," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan, Kamis (23/5/2019).

Peristiwa kebakaran di gudang logistik pemilu di Kecamatan Koto XI Tarusan, Sumatera Barat, menyita perhatian.

Kapolres Pesisir Selatan AKBP Fery Herlambang menduga, gudang logistik pemilu tersebut sengaja dibakar.

"Ada dugaan sengaja dibakar karena yang terbakar itu hanya sebagian. Korselting atau arus pendek dipastikan bukan penyebabnya karena listrik tidak padam. Kendati demikian, kita masih menyelidikinya apakah sengaja atau tidak," kata Fery kepada Kompas.com, saat meninjau kebakaran gudang logistik tersebut, Senin (22/4/2019).

Akibat kebakaran itu, sebagian kotak dan surat suara yang Belum direkap hangus.

(Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farha, Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor : David Oliver Purba, Caroline Damanik, Michael Hangga Wismabrata, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/21/09110031/kaleidoskop-2019--video-jika-jokowi-terpilih-tak-ada-lagi-azan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke