Salin Artikel

Takut Jadi Korban Harimau, Perambah Hutan Lindung Tinggalkan Kebunnya

Seperti diketahui, tiga kejadian tewasnya petani kopi yang diterkam harimau terjadi di kawasan lokasi habitat harimau yang masuk ke hutan lindung.

Ketua Adat Desa Tebat Benawa, Budiono (57) mengatakan, aktivitas perambahan hutan lindung telah berlangsung sejak puluhan tahun.

Bahkan, saat ini luasan hutan yang dirambah telah mencapai ratusan hektare.

Menurut Budi, para perambah hutan lindung tersebut merupakan masyarakat luar Desa Tebat Benawa. Mereka membuka lahan untuk ditanami kopi dan tanaman lainnya.

"Tapi untuk sekarang tidak ada lagi yang datang ke sana (hutan lindung). Seluruh kebun mereka (para perambah) sudah ditinggalkan sejak kejadian kemarin," kata Budi, Kamis (19/12/2019).

Budi menerangkan, jarak antara perkampungan dengan hutan lindung sekitar 2 jam perjalanan dengan melintasi hutan rakyat dan hutan adat.

Jalur yang ditempuh pun hanya jalan setapak licin dan bertanah merah.

Para perambah itu masuk ke hutan lindung tanpa sepengetahuan warga. Mereka datang melewati berbagai jalur menuju ke hutan lindung untuk membuka lahan.

Usai lahan dibuka, warga tersebut biasanya akan membuat semacam pondok sebagai tempat tinggal selama berkebun.

Warga sekitar pun tidak memiliki wewenang melarang para perambah hutan tersebut.

"Tapi kalau yang dirambah itu adalah hutan adat. Kami tidak ada ampun untuk mereka (para perambah). Karena dari zaman dulu hutan adat adalah warisan nenek moyang kami. Tidak ada satupun yang boleh menebang pohon di sana," jelasnya.

Sebab, mata air di sana merupakan sumber mata air yang mengaliri Sungai Lematang yang sangat dibutuhkan warga.

"Kalau dibuka terus, di atas sana bisa longsor dan sumber mata air akan tertutup. Kami hanya bisa menjaga hutan adat dengan luasan 336 hektare agar hal itu tak terjadi," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang petani di Pagaralam dan Lahat diterkam harimau sejak satu bulan terakhir.

Dari lima kejadian itu, tiga di antaranya tewas. Sementara dua orang lain mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019). Akibat kejadian tersebut,dia mengalami luka cakaran di bagian paha kanan, perut dan bokong.


Korban selanjutnya, adalah Irfan (19) wisatawan Taman Gunung Dempo, Kota Pagaralam yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami luka robek yang serius.

Dia diterkam harimau ketika sedang camping bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).

Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau, pada Minggu (17/11/2019). 

Ada pula Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang usai diterkam harimau ketika berada di kebun yang ada di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, pada Kamis (5/12/2019).

Kemudian Mustadi (50) tewas diterkam harimau ketika berada di kebun yang terletak di Hutan Seribu Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat, pada Kamis (12/12/2019).

https://regional.kompas.com/read/2019/12/19/14302881/takut-jadi-korban-harimau-perambah-hutan-lindung-tinggalkan-kebunnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke