Salin Artikel

Ratusan Warga di Kampar Terserang Bermacam Penyakit akibat Banjir

Hal itu dilihat dari banyaknya warga yang mengantre berobat di posko kesehatan yang dibuka petugas medis dari Puskemas Pembantu (Pustu) Desa Padang Luas di sekitar lokasi banjir, Selasa (17/12/2019) siang.

Sejumlah orangtua juga tampak membawa anak-anak hingga bayi yang jatuh sakit akibat lamanya tinggal di genangan banjir.

Salah seorang warga, Dina (26) mengatakan bahwa anaknya mengalami demam dan batuk akibat dampak banjir di rumahnya.

"Anak saya sudah empat hari demam panas dan batuk. Mungkin karena suhu dingin. Sebab, banjir masih parah dalam rumah," kata Dina kepada Kompas.com, Selasa.

Saat ini dia mengaku sudah mengungsi ke rumah orangtuanya. Barang-barang di rumah juga sudah dipindahkan ke rumah mertuanya.

"Sekarang ngungsi dulu, karena anak sakit,"  ujar Dina.

Bidan Desa Padang Luas, Junita Susanti, yang bertugas di posko kesehatan mengatakan, sejak hari pertama posko dibuka, cukup banyak warga yang datang berobat.

"Posko dibuka sejak awal banjir datang, Jumat (13/12/2019) lalu. Sampai hari ini sudah lebih dari seratus orang yang datang berobat," kata Junita pada Kompas.com, Selasa.

Dia menyebutkan, warga terdampak banjir paling banyak mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan infeksi kulit atau gatal-gatal. 

Penyakit ini didominasi warga yang usianya 45 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia). 

Sedangkan kalangan anak-anak, kebanyakan mengalami diare, demam, batuk filek dan juga ada ISPA.

Junita menyatakan, hal itu disebabkan karena kondisi suhu yang dingin akibat genangan banjir, dan kondisi cuaca yang kurang baik.

Selain itu, penyakit juga timbul akibat warga sering beraktivitas di tengah banjir, seperti mandi dan sebagainya.

"Seperti anak-anak misalnya, mereka sering mandi dan terlalu lama berendam di genangan banjir, yang dapat memengaruhi imun tubuh. Kadang juga air banjir terminum, yang bisa mengganggu saluran pencernaan sehingga anak mengalami diare," kata Junita.

Sebagaimana diberitakan, banjir menggenangi permukiman di bantaran Sungai Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Ribuan rumah warga terdampak.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sebanyak 7.967 kepala keluarga (KK) terdampak banjir.

Banjir di 9 kecamatan

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau Jim Gafur menyatakan, banjir di Kampar terdata sembilan kecamatan.

Kesembilan kecamatan itu yakni Kecamatan Kampa, Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Tambang, Siak Hulu, Kampar Utara, Rumbio Jaya, Kampar dan Kecamatan Gunung Sahilan.

"Untuk jumlah KK yang terdampak banjir 7.967 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 21.689 orang," sebut Jim dalam keterangan tertulis pada Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Selain rumah warga, lanjut dia, banjir juga merendam 99 unit fasilitas umum, seperti sekolah, rumah ibadah dan kantor pemerintahan.

Kemudian, banjir juga merendam 5.679 hektare lahan pertanian, seperti kebun sawit, karet, padi dan lainnya.

Jim mngatakan, hingga hari ini, di beberapa titik, banjir sudah mulai surut setelah pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang diperkecil.

Beberapa desa yang sebelumnya terdampak banjir saat ini sudah mulai mengering.

"Banjir ini sifatnya fluktuatif. Jadi di bagian hulu sungai sudah berangsur surut, sedangkan di bagian hilir bertambah naik," kata Jim.

Sejauh ini, tambah dia, belum ada korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

Meski demikian, Jim mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat beraktivitas di genangan banjir.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/17/18530641/ratusan-warga-di-kampar-terserang-bermacam-penyakit-akibat-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke