Salin Artikel

Melihat Indahnya Setigi Gresik, Istana Batu Kapur Perpaduan Honai Papua

Namun tidak lama lagi, paduan tersebut akan segera terwujud dalam destinasi wisata Setigi yang berasal dari singkatan Selo, Tirto, dan Giri.

Selo berarti batu, Tirto berarti air, dan Giri memiliki arti bukit.

Obyek wisata ini berada di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik. Terletak 27 kilometer dari exit Tol Manyar, dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit.

"Tempat wisata ini, dulunya merupakan tempat warga membuang sampah, dari 2003 hingga 2017. Tapi mulai 2018 kami swadaya bersama warga Desa Sekapuk membersihkan sampah, karena saya punya bayangan tempat ini cocok digunakan untuk tempat wisata. Lihat saja, pemandangannya cukup indah kan?" ujar Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim, saat ditemui di lokasi, Sabtu (14/12/2019).

Masih dalam satu lingkup kompleks, terdapat tempat penambangan batu kapur.

Di mana banyak warga desa setempat bekerja di penambangan kapur ini.

Tambang yang masih aktif hingga kini, dipastikan akan menambah keindahan tersendiri bagi pengunjung wisata Setigi nantinya.

"Penambangan itu sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum kemerdekaan. Sekarang juga masuk dalam aset desa, banyak warga di sini yang bekerja jadi penambang di sana," ujar Halim.

Namun untuk sementara, baru seluas 1,5 hektar yang bakal segera dilaunching dan bisa dinikmati oleh masyarakat.

"Malam tahun baru rencananya akan kami launching, tapi sementara 1,5 hektar dulu, karena yang sudah siap baru seluas itu. Nanti yang lain akan menyusul kemudian," ucap dia.

Dalam lahan seluas 1,5 hektar yang disiapkan, obyek wisata yang dijalankan oleh BUMDes Sekapuk ini bakal menyuguhkan beberapa tawaran kepada para pengunjung.

Mulai dari danau buatan beserta jembatan, rumah honai Papua, wahana wisata air, spot foto, dinding topeng, hingga gunung kapur bekas tambang yang terlihat indah.

"Nanti ada tambahan taman, juga tempat makan yang bakal menyajikan jajanan dan makanan khas Sekapuk, yang itu semua murni dilakukan oleh warga Sekapuk," kata Halim.

Belum tentukan tarif

Pemerintah Desa (Pemdes) Sekapuk masih belum menentukan tarif masuk bagi para pengunjung wisata Setigi.

Hingga kini para pengunjung yang sudah penasaran maupun mereka yang ingin swafoto dengan latar perbukitan kapur, baru sekedar dikenakan biaya parkir.

"Sementara baru bayar parkir saja, Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Tiket masuk belum, tapi nanti tetap ada lah, cuma berapanya nanti saja (kami jelaskan) saat launching, biar surprise," kata Halim.

Selain di lahan seluas 1,5 hektar, juga beberapa spot di lahan lain yang masih dalam tahap pengerjaan.

"Itu kami anggap sebagai bonus buat pengunjung. Karena selain bisa menikmati wahana wisata yang ada di area 1,5 hektar, mereka juga bisa menikmati obyek lain yang ada di sini, meskipun belum kami resmikan," tutur dia.

Pembiayaan

Untuk pengerjaan obyek wisata seluas 1,5 hektar, Halim mengaku membutuhkan biaya hampir Rp 2 miliar.

Biaya ini dikatakan berasal dari iuran warga Desa Sekapuk, yang diwujudkan dalam investasi Taplus.

"Dana desa hanya untuk paving jalan saja, sekitar Rp 222 juta. Selebihnya full pembiayaan masyarakat, melalui investasi Taplus. Jadi setiap hari warga yang ikut investasi bayar Rp 8.000, dan dana ini yang kami gunakan untuk membangun," ucap Halim.

Data Pemdes Sekapuk, saat ini ada 4.673 warga yang tercakup dalam 1.257 KK (kepala keluarga), yang tersebar di 29 RT dan 5 RW yang ada di Desa Sekapuk.

"Saat launching pada malam tahun baru nanti, mereka yang ikut iuran akan mendapatkan satu surat obligasi. Dengan surat obligasi inilah, mereka akan mendapat bagian dari saham yang mereka tanamkan di tempat wisata Setigi," ujar dia.

Respons pengunjung

Meski saat ini belum resmi dibuka, beberapa pengunjung terlihat sudah mengunjungi wisata Setigi.

Selain ingin memanfaatkan waktu untuk berfoto di bukit kapur, mereka juga mengaku penasaran terkait proyek pembangunan tempat wisata yang sedang dikerjakan.

"Ini tadi diajak sama teman yang asli sini, katanya ada obyek wisata bagus untuk foto-foto. Dan memang benar, bagus tempatnya dibuat foto," ujar Dwi Jayanti (28), pengunjung asal Lamongan.

"Pengen lihat saja seperti apa, sebab sebelumnya saya juga sudah pernah ke sini. Mumpung masih gratis dan hanya bayar parkir motor saja, kalau nanti sudah diresmikan kan bayar tiket masuk tidak sekedar parkir," kata Devi.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/14/17321741/melihat-indahnya-setigi-gresik-istana-batu-kapur-perpaduan-honai-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke