Salin Artikel

Ridwan Kamil: Orangtua Jangan Bangga Anak Bisa Main Ponsel Sejak Kecil

Ia mengaku miris dengan adanya orangtua yang terkesan bangga lantaran anaknya mampu mengoperasikan gawai di usia yang masih kecil.

"Orangtua jangan bangga jika anaknya bisa main hape. Kadang suka dipamerkan bisa main hape di usia masih kecil. Lebih baik kita fokuskan pada kegiatan motorik, pertumbuhan yang normal, berinteraksi dengan alam," tutur Emil, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2019).

Menurut Emil, pada dasarnya sesuatu yang berlebihan itu berbahaya. Dalam konteks anak kecanduan game, yang perlu diperhatikan adalah frekuensi pemakaian.

Karena itu, kata Emil, Pemprov Jabar telah menggagas sejumlah program untuk mengurangi interaksi anak dengan gawai.

Salah satunya, program maghrib mengaji serta sekolah tanpa gangguan gawai (Setangkai).

Menurut dia, kasus anak kecanduan game banyak menyasar kalangan menengah atas.

"Memang tidak terukur hasilnya secara ilmiah, tetapi upaya itu sudah ada. Jadi saya mengapresiasi apapun langkah yang dilakukan untuk mengurangi. Karena sekarang hadir penyakit mental baru yang membuat rumah sakit jiwa di Cisarua akhirnya mengalokasikan ruang dan perawatannya untuk penyakit mental kecanduan hape,' ujar dia.

"Dan kebanyakan menengah atas, justru golongan kaya yang memang karena punya kemudahan memberikan hp di usia lebih muda," kata Emil menambahkan.

Emil juga tengah mengkaji penerapan aturan yang melarang anak mendapat fasilitas gawai hingga usia tertentu. Di beberapa negara, kata Emil, aturan itu telah diterapkan.

"Dan kalau kita berkaca ke luar negeri saya menemukan juga, nanti kita riset. Di sana dilarang memberikan hape ke anak ke usia tertentu. Nah, ini di Indonesia belum ada. Mungkin ini baik kita perhatikan, praktikan, mungkin usia SD mah belum perlu. Nanti di usia yang cukup matang paham menggunakan dengan bijak barulah kita berikan akses yang memang komunikasi itu sekarang jadi kebutuhan lumrah di era digital," ujar dia.

Sementara itu, Psikiater RSJ Provinsi Jawa Barat Ade Kurnia Surawijaya berpendapat, pemerintah harus lebih gencar menyosialisasikan bahaya penggunaan gawai secara berlebihan terhadap anak.

Sebab, kata Ade, pada dasarnya permainan dalam gawai diciptakan untuk membuat pemakai kecanduan.

Karena itu, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan agar produsen gawai ataupun developer bisa turut serta membatasi penggunaan gawai oleh anak.

"Kalau dari kebijakan pemerintah silakan ponsel game bisa masuk tapi batasannya dong diatur. Bisa pemerintah minta ada mode anak untuk ponsel. Atau di game tertentu ada iklan sosial dalam bentuk pop up atau aplikasi yang bisa membatasi jam bermain. Paling tidak iklan itu memaksa kita jika diulang dan itu masuk ke dalam otak," ujar dia.

Di samping itu, pemerintah juga harus mulai masuk ke lembaga pendidikan dan melibatkan pihak yang kompeten untuk menyuarakan bahaya penggunaan gawai.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/29/13421911/ridwan-kamil-orangtua-jangan-bangga-anak-bisa-main-ponsel-sejak-kecil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke