Salin Artikel

Fakta Masjid Megah di Tengah Hutan Gowa, Dibangun Pengusaha Dermawan di Kebun Kopi Seluas 5 Hektare

Dari Kota Makassar dibutuhkan waktu tiga jam untuk ke lokasi masjid tersebut dan harus melewati perkampungan penduduk, hutan pinus serta tebing bekas longsoran yang melanda Kabupaten Gowa beberapa tahun lalu.

Jalan menuju ke masjid tersebut bisa dilalui dengan kendaraan roda empat. Masjid tersebut berada di kaki Gunung Lompobattang.

Saat Kompas.com mendatangi lokasi tersebut pada Selasa (26/11/2019) terlihat bahwa masjid tersebut didominasi warna kuning keemasan dan warna putih.

Pemilik kebun memberi nama wilayahnya dengan nama Nirmala Bukit Celebes.

Berikut 5 fakta masjid megah di tengah hutan di Gowa:

Selain pengusaha kopi, Puang Busli juga disebut memiliki beberapa usaha di Papua.

Ia mendirikan masjid yang masih belum diberi nama itu pada tahun 2008 lalu dan rencananya akan diresmikan pada tahun 2021 nanti.

Menurut keterangan Puang Busli, masjid tersebut dirikan untuk tempat salat karyawan di kebun kopinya yang mencapai 30 orang.

Bahkan, masjid tersebut beberapa kali digunakan untuk salat Tarawih di bulan Ramadhan oleh pekerja kebun kopi dan warga setempat.

Lahan tempat masjid didirikan seluas lima hektar beli Puang Busli dari almarhum Haji Tayang, kepala desa di wilayah itu beberapa tahun yang lalu,

"Lahan ini dulu saya beli dari pemiliknya dan sekarang saya serahkan kepada anak saya termasuk dalam sertifikat atas nama anak saya," kata Puang.

Kebun kopi milik Puang Busli diberi nama Nirmala Bukit Celebes.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, masjid tersebut dibangun pada Februari 2012 dan memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa dengan luas 8 x 10 meter.

Selain masjid megah, di lokasi tersebut berdiri tiga rumah panggung berbahan kayu dengan ornamen adat rumah adat Bugis Makassar.

Rumah tersebut digunakan sebagai tempat peristirahatan sang pemilik dan para pekerja kebun.

Selain kebun kopi dan banyak pepohonan, di lahan seluas lima hektar tersebut juga didirikan kandang sapi yang diternak oleh warga setempat.

Ia lalu memiliki ide membangun masjid yang mirip masjid di Timur Tengah saat pergi ke Tanah Suci.

"Dan suatu saat saya ke Tanah Suci bersama dengan istri, saya berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah. Sejak saat itulah ada ide untuk membangun sebuah masjid yang konstruksinya nyaris sama dengan salah satu masjid di timur tengah," ujar dia.

"Jadi masjid terbut berdiri di atas batu yang dikeramatkan oleh warga, dan alhamdulillah perbuatan musyrik warga telah hilang sejak masjid tersebut dibangun," ucap pria ini.

Ia menjelaskan sebelum membangun masjid tersebut, ia beberapa kali merenovasi masjid desa.

"Sebelum saya bangun ini masjid, banyak kok masjid yang saya renovasi di desa. Saya enggan memberikan keterangan lebih detail, jangan sampai saya takabur dan dianggap membeberkan sedekah saya kepada masyarakat," ujar dia.

Saat video masjid tersebut viral di media sosial, Puang Busli sedang berada di Amerika Serikat. Ia pun segera pulang dan datang ke masjid yang juga menjadi tempat peristirahatannya.

"Pertama kali saya melihat video viral tersebut, saat itu saya berada di Amerika dan saat itu juga saya langsung kembali ke tanah air. Tempat ini adalah tempat peristirahatan bagi saya sekeluarga. Sebab, jika berada di sini seluruh pikiran tenang dan termasuk penyakit saya hilang," ujar Puang.

"Puang (pemilik lahan) itu orangnya baik, dia memang orang kaya tapi baik hati. Kalau beliau datang, beliau pasti sembahyang Jumat di sini (masjid desa). Seluruh jamaah diberi amplop oleh beliau," kata Nurdin, salah satu warga Dusun Langkoa.

Hal senada juga diungkapkan Muslimin Camat Bontolempangang. Ia mengatakan masyarakat sekitar senang dengan keberadaan masjid tersebut.

Ada 30 warga yang digaji setiap minggu sekali untuk membersihkan kebun dan hasil kebun pun dinikmati oleh warga bukan sang pemilik.

"Masyarakat di sana justru senang dengan keberadaan masjid tersebut. Sebab, pemiliknya mempekerjakan sekitar 30 warga dan itu digaji setiap minggu. Kerjanya hanya membersihkan kebun dan hasil dari kebun itu dinikmati sendiri oleh warga, bukan diambil olah pemilik lahan," kata Muslimin, Camat Bontolempangang.

Selain itu DPD WI Gowa, yang akan mengutus da’i untuk pengelolaan masjid tersebut.

“Alhamdulillah sudah ada perbincangan tadi, dan Insyaallah kami akan mengutus Da’i Wahdah Islamiyah,” tutur Andi Tajuddin, Ketua DPD Wahdah Islamiyah Gowa.

Tajuddin melanjutkan, da'i itu secepatnya akan datang untuk membantu mengaktifkan Taman Pendidikan Alquran (TPA) untuk anak-anak serta majelis taklim untuk warga setempat

Da’i yang akan diutus tambah Andi Tajuddin rencananya juga akan menjadi imam masjid.

“Insya Allah nanti bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) WI Bontolempangan dalam pengontrolan da’i,” jelas Andi Tajuddin.

Sementara itu Puang Busli mengaku ikhlas membangun masjid tersebut agar bisa dimanfaatkan oleh pegawai dan warga sekitar.

“Masjid ini Insya Allah sangat terbuka untuk pengelolaan dan pembinaannya, agar ibadah di dalamnya lebih maksimal,” kata Puang Busli

Namun Puang Busli menyayangkan jika ada yang salah tafsir tujuan pembangunan, apalagi sampai pada tuduhan radikal.

Ia pun merasa resah dengan tudingan tersebut dan mengaku saat ini hanya butuh ketenangan. Dirinya juga meminta agar keberadaan masjid tersebut jangan sampai memunculkan polemik.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Abdul Haq | Editor: David Oliver Purba), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2019/11/29/06300001/fakta-masjid-megah-di-tengah-hutan-gowa-dibangun-pengusaha-dermawan-di-kebun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke