Salin Artikel

Mengungkap Fakta Order Fiktif Senilai Jutaan Rupiah, Mengaku untuk Arisan hingga 13 Ojol Jadi Korban

KOMPAS.com - Kasus order fiktif yang menimpa belasan driver ojek online di Banten hingga saat ini masih belum diselidiki polisi.

Namun demikian, jajaran Polsek Ciruas, Banten tetap menyelidiki kasus tersebut meskipun belum ada laporan yang diterima pihak kepolisian.

"Belum ada laporan, saya datangi ke lokasi yang dipakai alamat fiktif. Dari sana kita gali informasi, termasuk penghuni rumah sudah diklarifikasi," kata Kapolsek Ciruas, Kompol Sukirno.

Hingga saat ini, Sukirno berharap para korban, yaitu pengemudi ojek online (ojol) untuk membuat laporan.

Untuk sementara, pihaknya masih mencari petunjuk dan sejumlah keterangan dalam kasus tersebut.

"Dugaan-dugaan kita kembangkan ke penyelidikan, perkara selanjutnya mungkin ditangani polres karena cenderung ke UU ITE," kata dia.

"Total ada 13 driver, 12 driver siang hari dan satu driver dini hari sebelumnya. Pemesannya atas dua nama (akun) Sinta dan Kayla," kata Ida Widya, warga setempat, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/11/2019).

Hingga saat ini, postingan yang diunggah Ida di akun Facebooknya dibagikan oleh warganet sebanyak 5.600 kali.

Akun pemesan order fiktif 

Selain itu, menurut Ida, akun pelaku order fiktif tersebut diduga bernama Sinta dan Kayla. Kedua akun itu memesan makanan dalam jumlah besar.

Dalam pesanannya, kedua akun itu mengaku akan menggelar arisan di Bumi Ciruas Permai Blok 2 Blok K.

Makanan yang dipesan antara lain berupa pizza, nasi goreng, hingga air mineral dengan jumlah nominal di atas Rp 500.000.

"Seingat saya pizza itu ada dua driver yang bawa, harga Rp 500.000, Rp 750.000, nasi goreng juga banyak sekali karena ngakunya buat arisan," kata dia.

Rumah kosong 

Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan Kompas.com, sebanyak 13 ojol mengantar pesanan makanan di Bumi Ciruas Permai, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/11/2019).

Menurut Ida, rumah yang jadi tujuan pesanan merupakan rumah kosong. Pemiliknya bekerja di luar daerah dan pulang sekali dalam dua pekan.

"Mereka datang sejak jam 10 pagi, beruntun bawa pesanan sampai sore. Saya kira lagi mangkal, karena nunggu berjam - jam, akhirnya balik lagi bawa pesanannya," kata Ida, saat dihubungi Kompas.com. 

(Penulis: Kontributor Banten, Acep Nazmudin | Editor: David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/26/17020071/mengungkap-fakta-order-fiktif-senilai-jutaan-rupiah-mengaku-untuk-arisan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke