Salin Artikel

Cuaca Ekstrem di Palembang, Suhu Udara Mencapai 36 Derajat Celsius

Kondisi itu akibat cuaca ekstrem yang melanda Provinsi Sumatera Selatan.

Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang mencatat, suhu udara eksrem itu terjadi akibat posisi matahari yang saat ini berada di sekitar garis khatulistiwa.

Selain itu, efek gas rumah kaca, lantaran kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji menjelaskan, kondisi suhu panas ekstrem juga terjadi pada 2015 lalu.

Bahkan, saat itu mencapai 37 derajat celsius.

"Kondisi udara beberapa hari terakhir memang cukup ekstrem, mencapai 36 derajat celsius. Suhu maksimum normal rata-rata yakni 32 derajat celsius," kata Bambang, Senin (11/11/2019).

Kondisi panas ekstrem tersebut, menurut Bambang, akan menghilang setelah hujan turun. Prediksi hujan pun akan terjadi pada 12 hingga 15 November 2019 mendatang.

"Ada potensi hujan tiga hari ke depan. Suhu ekstrem ini sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2015 mencapai 37 derajat. Lalu 3 tahun sesudah itu, kondisi suhu udara cenderung normal. Tapi untuk tahun ini tertinggi 36 derajat," kata dia.

Kepala kantor BMKG stasiun Kenten Palembang Nuga Putratijo menambahkan, musim kemarau di Sumsel akan berlangsung pada dasarian ketiga November.

Hal itu akibat dipengaruhi tiga siklon tropis wilayah laut Andaman, Filipina dan Cina Selatan yang membuat cuaca Sumsel terasa sangat kering.

"Semestinya, pada November, monsun Asia telah banyak membawa masuk uap air ke Sumsel. Namun, monsun Asutralia bersifat lebih kering masih berada di wilayah Sumsel," kata Nuga.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/11/17294691/cuaca-ekstrem-di-palembang-suhu-udara-mencapai-36-derajat-celsius

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke