Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kondisi Bayi Berkulit Mirip Plastik Membaik | Kasus Jasad Pria Dicor di Bawah Mushala Terungkap

KOMPAS.com - Penyelidikan polisi terkait kasus pembunuhan Surono (51) yang ditemukan tak bernyawa dengan kondisi dicor di bawah mushala, akhirnya menemui titik terang.

Dua pelaku, yang tak lain adalah istri dan anaknya, telah tertangkap.

Kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif dari polisi untuk diungkap motif keduanya menghabisi Surono.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berencana mengeluarkan surat peraturan gubernur (pergub) terkait penanganan hog cholera atau kolera babi.

Seperti diketahui, hingga saat ini telah tercatat 11 kabupaten di Sumut terkena dampaknya.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

Salah satu pelaku, Mario Bahar (25), yang merupakan anak korban, diduga menghabisi nyawa ayahnya dengan linggis.

Sedangka Busani (47), istri korban, sebetulnya mengetahui pembunuhan itu dan justru membantu Bahar.

"Anak korban S (Surono) yang bernama Bhr (Bahar) yang membunuh S. Dia memukul memakai linggis saat korban tidur. Sedangkan saudari B (Busani) membantu dengan mematikan lampu depan rumah," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal dalam rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Puang Lalang menyebut dirinya adalah rasul dan mahaguru. Berdasar penyelidikan polisi, hal itu diduga dilakukan Puang untuk mendapatkan keuntungan dari para pengikutnya.

Pengikut ajaran Puang Lalang diwajibkan membayar zakat badan berdasarkan berat badan.

Dalam hitungan Puang Lalang, 1 kg berat badan bernilai Rp 5.000. Ada juga zakat maal atau harta senilai 2,5 persen dari penghasilan pengikut. Dana yang terkumpul dikelola sendiri oleh Puang Lalang.

"Modus pelaku menyebarkan aliran sesat dan menyesatkan dengan cara melakukan baiat, mendoktrin pengikutnya lalu menjanjikan keselamatan dunia dan akhirat," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga di Mapolres Gowa, Senin (4/11/2019).

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah merinci formasi rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 di Jawa Tengah akan dimulai dengan tahapan perekrutan yang akan dimulai pada 11 November 2019.

"Untuk rekrutmen CPNS tahun ini, Pemprov Jateng mendapat kuota 1.409 orang dengan rincian 551 tenaga guru, 316 tenaga kesehatan, dan 542 tenaga teknis," kata Kepala BKD Jateng Wisnu Zaroh di Semarang, Rabu (6/11/2019).

Selain formasi umum, terdapat pula formasi khusus pada penerimaan CPNS 2019 yang meliputi cumlaude 30 formasi dan disabilitas sebanyak 28 formasi.

"Disabilitas juga dapat melamar pada formasi umum dalam jabatan yang telah ditentukan," ujar dia.

Untuk total formasi CPNS seluruh kabupaten/kota se-Jateng, lanjut Wisnu, tahun ini terdapat kuota sebesar 13.590 formasi, di mana semua proses rekrutmen CPNS 2019 akan dilaksanakan secara "online".

Proses pendaftaran akan dilayani pada laman https://sscasn.bkn.go.id dan https://jatengprov.go.id.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, pemerintah provinsi akan mencegah orang membuang bangkai babi ke sungai. Salah satunya dengan menerbitkan Peraturan Gubernur.

"Untuk itu, kita akan keluarkan surat kepada masyarakat. Bukan hanya babi, seluruh sampah tak boleh dibuang ke sungai," katanya.

Menurut Edy, bantuan dari pemerintah pusat adalah pemberian vaksin dan ahli-ahlinya.

Serangan virus ini, kata dia, sifatnya masih nasional, belum sampai internasional.

Sejak dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, kondisi bayi Mizyan Haziq Abdillah yang baru berusia 6 bulan berangsur mulai membaik.

Hal itu diungkapkan oleh Nurul Qomar (31), orangtua bayi Mizyan, warga di wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia, Desa Makmur Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan.

“Sudah bisa tidur lebih banyak dengan tenang, mungkin rasa gatal di kulitnya berkurang sejak diberikan salep,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (7/11/2019).

Sementara itu, menurut Direktur RSUD Kabupaten Nunukan, Dulman, saat ini tim dokter masih melakukan diagnosa lebih lengkap terkait kondisi kulit bayi Mizyan yang mengeras seperti plastik dan mengelupas mengeluarkan darah tersebut.

“Kemungkinan bayi ini menderita dermatitis seboroik, itu berdasarkan hasil penelitian patologi anatomi,” ujarnya.

(Penulis: Kontributor Magetan, Sukoco, Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: Khairina, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/08/06560051/-populer-nusantara-kondisi-bayi-berkulit-mirip-plastik-membaik-kasus-jasad

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke