Setelah diamankan, mereka dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
Mereka yang diamankan berusia sekitar 19 hingga 23 tahun dan berasal dari beberapa wilayah di Pulau Jawa.
"Yang dipulangkan 9 cowok dan satu cewek," kata Suryanegara saat dikonfirmasi, Rabu (6/11/2019).
Suryanegara menuturkan, mulanya ada laporan warga mengenai keberadaan remaja berpakaian punk yang dinilai meresahkan.
Anak-anak punk itu mengamen, meminta dan memaksa warga untuk memberikan uang di perempatan-perempatan jalan dan rumah-rumah warga.
Dari 10 orang tersebut, 7 orang tanpa membawa identitas. Sementara tiga membawa KTP.
Saat diperiksa, mereka mengaku memang sengaja ke Bali untuk untuk mengunjungi tempat wisata.
Hanya saja, untuk menyambung hidupnya, mereka meminta-minta kepada warga sekitar.
"Mereka mengaku tidak menetap. Setelah ini mau ke Ubud, ke tempat atau obyek wisata. Untuk menyambung hidupnya, mereka minta-minta," kata Suryanegara.
Suryanega berharap petugas penyeberangan lebih memperketat lagi pemeriksaan warga yang masuk ke Bali.
Pasalnya, anak-anak punk tersebut bisa lolos masuk ke Bali tanpa membawa identitas.
https://regional.kompas.com/read/2019/11/06/15160741/dinilai-meresahkan-warga-10-remaja-berpakaian-punk-diamankan-di-bali