Salin Artikel

Setelah Viral, Jembatan Peninggalan Belanda Akses Warga Grobogan Akhirnya Jadi Perhatian Pemerintah

Jembatan yang menghubungkan Dusun Sidorejo, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari menuju Dusun Peting, Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung aktivitas serta akses penunjang perekonomian.

Sejak jembatan penghubung antar kecamatan yang membelah sungai itu tak ada, warga harus memutar hingga 40 kilometer atau hampir sejam perjalanan darat saat musim penghujan. 

Namun saat kemarau, warga pun memanfaatkan jembatan darurat sepanjang 15 meter yang ada di dasar sungai yang telah mengering akibat kemarau itu. 

Jembatan kayu usang selebar setengah meter, swadaya warga itu tak sepenuhnya menyambungkan antar kecamatan.

Pengendara masih harus melintasi medan menanjak dan menurun dari sungai yang telah menjadi daratan itu.

Sejatinya jembatan itu hanya sementara, tak bisa difungsikan saat musim penghujan karena tertutup sungai.

Pemerintah desa setempat sudah berupaya mengajukan bantuan permohonan ke Dinas PUPR Grobogan, Pemkab Grobogan, DPRD Grobogan untuk pembangunan jembatan.

Namun, hingga saat ini tak ada respons yang jelas.

"Sampai akhirnya setelah kemarin viral diberitakan, kami ditelepon bahwa Kementerian PUPR akan meninjau lokasi hari ini. Alhamdulilah, semoga jembatan yang kami idamkan segera terealisasi," kata Kepala Desa Bandungsari Ledy Heriyanto, saat mendampingi tim Kementerian PUPR mensurvei lokasi.

Saat itu pula warga menjadi kesusahan karena harus menempuh jarak yang jauh untuk keluar dari desa.

"Mayoritas warga saya adalah perajin batubata, genteng dan sejenisnya. Untuk diangkut menuju kota harus memutar hingga hitungan jam. Kalau ada jembatan hitungan menit. Tolong bangunkan jembatan bagi kami. Semoga kedatangan tim Kementerian PUPR ke sini bisa merealisasikan jembatan," ucap Kepala Desa Karangasem Kanto.

Beberapa petugas perwakilan Tim Kementerian PUPR berbagi tugas saat menindaklanjuti keluhan dan harapan masyarakat agar dibangunkan jembatan yang berada di ketinggian 15 meter dari permukaan tanah tersebut.

Ada yang mencatat keterangan warga hingga kepala desa, ada yang mengecek dan melakukan pengamatan di lokasi, ada juga yang mengoperasikan drone.

"Kami memeroleh tugas dari pusat untuk mensurvei lokasi, hasilnya kami laporkan. Untuk keputusan tergantung dari Bapak Menteri," kata Staf Perencanaan Kementerian PUPR, Andi Kurniawan.

Untuk diketahui, masyarakat di wilayah Kabupaten Grobogan mengeluh sangat membutuhkan realisasi jembatan yang menghubungkan Dusun Sidorejo, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari menuju Dusun Peting, Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan.

Selama ini ribuan warga yang berdomisili di Dusun Sidorejo, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari harus memutar hingga 40 kilometer atau hampir sejam perjalanan darat untuk menuju perkotaan.

Nantinya, dengan terealisasi jembatan, warga cukup menempuh perjalanan darat dalam hitungan menit keluar dari pedesaan.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/05/22364621/setelah-viral-jembatan-peninggalan-belanda-akses-warga-grobogan-akhirnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke