Salin Artikel

Kasus Stunting di Kudus Capai 21 Persen

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Joko Budi Putranto mengklaim, angka tersebut masih lebih rendah dibanding dengan tingkat provinsi maupun nasional.

Dinkes Kudus memiliki target untuk menurunkan angka stunting menjadi lebih rendah.

"Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus sendiri tengah mendorong semua desa di Kudus untuk mengalokasikan sebagain anggaran dana untuk pencegahan stunting," ujar Joko di Kudus, Selasa (29/10/2019).

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus, Ludful Hakim menilai Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah berjalan turut berjasa dalam mencegah terjadinya kasus stunting pada anak karena penerima manfaat didik mampu berperilaku hidup sehat.

Dalam program PKH terdapat beberapa komponen, mulai dari bidang pendidikan, kesejahteraan hingga kesehatan.

Khusus bidang kesehatan, mulai dari ibu hamil hingga memiliki anak balita menjadi perhatian serius agar membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat.

Untuk ibu hamil, kata dia, selalu mendapatkan pendampingan dalam hal pemeriksaan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan minimal empat kali pemeriksaan selama masa kehamilan.

Koordinator Pendamping PKH Kabupaten Kudus Habib Rifai membenarkan bahwa ibu hamil memang dimonitor.

Selain itu ada syarat pemeriksaan yang harus dipenuhi selama masa kehamilan.

Sebelum menjadi penerima manfaat PKH, mayoritas masyarakat kurang mampu tidak mau memeriksakan kondisi kehamilannya ke pusat layanan kesehatan.

"Ketika tidak ada keluhan atas masa kehamilannya, mereka beranggapan tidak ada masalah dengan janinnya," ujar Habib.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/31/22333481/kasus-stunting-di-kudus-capai-21-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke