Salin Artikel

Dua Warga yang Bantu Tangkap Napi Kabur Dapat Penghargaan

KULON PROGO, KOMPAS.com - Pria setengah baya pencari rumput pakan ternak tak sengaja menemukan Sutristiyanto berbaring di kebun jagung tepat di sudut belakang gudang toko bahan bangunan di Jalan Tentara Pelajar, Dusun Beji, Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (29/10/2019) pagi. 

Sutristiyanto terpidana kabur dari Rumah Tahanan Negara Klas II B Wates, Kulon Progo pada Minggu (27/10/2019) lalu. Ia berbaring lemah. 

M, pencari rumput, sempat terlibat dialog singkat dengan Sutristiyanto. 

"Dia sempat ngomong  agar saya tidak lapor ke polisi karena kasihan dengan anak dan istrinya," kata MS kepada wartawan saat berada di Rutan Wates, Rabu (30/10/2019) siang. 

Dialog singkat itu segera menimbulkan curiga yang dikait-kaitkan M dengan kabar pelarian para terpidana dari Rutan Wates.

Terlebih, Sutristiyanto tampak asing bagi M. 

Perbincangan dengan Sutristiyanto makin membuat keder hatinya lantaran ia meminta tolong untuk memijat kakinya yang memang terlihat bengkak. 

Pikirannya, orang tak dikenal ini benar napi kabur dari rutan. Pasalnya, kaki bengkak diduga karena patah akibat meloncat pagar rutan. 

M tidak melayani permintaan untuk memijat itu.

"Saya jadi semakin curiga, jangan-jangan orang ini napi yang kabur dari rutan," kata MS mengenang pertemuan singkat itu.

M lantas pergi menuju jalan raya. Butuh 2 jam untuk membulatkan tekad mengadu ke Rutan Wates.

Kebetulan melintas seorang tentara, M pun meminta tolong untuk diantar ke Rutan Wates, dan melaporkan temuannya. 

Ia mengaku tidak memberitahu warga lain tentang pertemuannya dengan laki-laki yang berbaring di kebun jagung. M takut laki-laki itu jadi bulan-bulanan warga. 

Pascalaporan itu, petugas Rutan Wates cepat menuju lokasi dan menjemput Sutristiyanto di sana. 

M lantas dinilai sangat membantu proses mengungkap kasus ini. Rutan Wates pun memberikan penghargaan kepadanya, Rabu pagi.  

Selain M juga ada tukang bengkel dengan inisial A asal Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih.

A berperan melaporkan ke pegawai rutan atas keberadaan dua orang mencurigakan yang melintas desanya di Minggu lalu. 

Dua orang itu ternyata benar terpidana kabur bernama Abdul Aziz dan Taufiqurohman.

A dan beberapa warga curiga pada penampilan tidak wajar kedua orang asing yang melintas dusunnya.

"Katanya dari Kenteng mau ngojek. Saya langsung ke sini (rutan) laporan lalu ditindaklanjuti pegawai rutan dengan penangkapan," katanya.

Kepala Rutan Wates Deny Fajariyanto mengungkapkan, kerja sama para petugas dan warga merupakan sinergi yang mempercepat penyelesaian kasus pelarian para terpidana dari Rutan Wates ini. 

Rutan pun memberi penghargaan berupa sertifikat pada keduanya, Rabu siang.

"Kami menggelar upacara sekalian pemberian penghargaan bagi petugas kami dan masyarakat," kata Deny melalui pesan singkat di waktu berbeda.

Lima narapidana kabur dari Rutan Wates lewat gorong-gorong kamar mandi dengan merusak teralisnya pada Minggu (27/10/2019) lalu. Kemudian, mereka meloncati pagar Rutan setinggi 4 meter. 

Kelimanya adalah Sutristiyanto, Pinasthi Bayu, Abdul Aziz, Taufiqurohman dan Dany Saiful Arifin. 

Rutan membentuk tim pengejar dengan perkuatan dari TNI dan Polri. Dany tertangkap pertama kali di area belakang rutan, kemudian Taufik dan Aziz di wilayah Blumbang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih. 

Ketiganya tertangkap pada hari mereka melarikan diri. 

Pinasthi Bayu diamankan pada Senin (28/10) malam di Alun-alun Kebumen. Sedangkan Sutristiyanto tertangkap Selasa kemarin. 

Terungkap dari pengakuan mereka yang tertangkap, Sutristiyanto merupakan otak dari aksi pelarian. Ia memprovokasi sekaligus mengintimidasi napi lain untuk membobol Rutan Wates.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/31/06533151/dua-warga-yang-bantu-tangkap-napi-kabur-dapat-penghargaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke