Salin Artikel

Tanah Retak di Garut, 24 Kuburan Dipindahkan

Pemindahan kuburan tersebut dilakukan setelah tanah makam yang ada di atas bukit kecil tersebut mengalami retakan sepanjang ratusan meter dengan lebar lebih dari 30 centimeter dan kedalaman lebih dari 3 meter.

Rizal (26), warga Kampung Sukasari Desa Mekarsari mengungkapkan, warga sengaja memindahkan puluhan kuburan tersebut ke tempat yang lebih aman karena khawatir tanah longsor.

Sebab, lokasi tanah yang mengalami retak tidak jauh dari bibir tebing setinggi lebih dari 10 meter.

“Di bawah (tebing) juga ada 6 rumah, dua kolam ikan dan sungai, takut ikut kebawa longsor makamnya, makanya dipindahkan,” katanya saat ditemui di lokasi tanah retak saat bersama warga lainnya ikut memindahkan kerangka tubuh jenazah yang telah dikuburkan, Rabu (30/10/2019).

Rizal mengungkapkan, retakan tanah di sekitar tanah pemakaman tersebut pertama kali diketahui membesar pada Senin (28/10/2019).

Kondisi itu diketahui setelah warga membersihkan lahan makam. Retakan sudah membesar dan memanjang hingga ratusan meter.

Pada Selasa (29/10/2019), warga bergotong-royong memindahkan kuburan ke tempat yang lebih aman.

Rizal menuturkan, sepengetahuannya, retakan kecil sudah terjadi sejak setahun lalu. Bahkan, sempat juga ada longsoran di lokasi yang tidak jauh dari tanah retak.

Namun, tiga hari lalu warga menemukan retakan makin melebar dan memanjang.

“Jadi warga tahu saat ada anak-anak main (di lokasi tanah retak), ternyata sudah besar dan memanjang,” katanya.

Setiap hari retak

Rizal mengaku, saat ini, hampir setiap hari ada saja pergerakan tanah, dari mulai retakan yang memanjang hingga kedalaman retakan tanah yang bertambah.

Biasanya, saat angin kencang menerpa pepohonan bambu yang ada di bibir tebing, sering terasa ada getaran yang kemungkinan diikuti oleh gerakan tanah.

Abdurrohim, ketua RW 04 Desa Mekarsari mengakui, warga memang sengaja memindahkan semua makam yang berada di atas tebing tersebut setelah tanahnya mengalami retak.

Bukan hanya retak, bahkan tembok TPT yang ada di lahan tersebut sudah tampak ambles.

Sampai saat ini, menurut Rohim, belum ada warga, terutama yang tinggal di RT 03 yang diungsikan. Karena, lokasi tanah retak jauh dari permukiman.

Namun, ada 8 kepala keluarga (KK) yang tinggal di enam rumah di bawah tebing, kadang diungsikan jika malam hari.

“Di Kampung Pajajar, di bawah, ada rumah yang terancam, enam rumah, delapan kepala keluarga kadang mengungsi kalau (merasa) tidak aman,” katanya.

Hingga Rabu (30/10/2019), menurut Rohim, sedikitnya sudah ada lebih dari 24 kuburan yang jenazahnya sudah dipindahkan dan dikuburkan kembali di tempat yang baru.

Rohim menuturkan, aparat pemerintah dari Kabupaten Garut memang sudah datang memeriksa tanah bergerak di kampungnya.

Bahkan, tim dari geologi pun sudah turun ke kampungnya untuk memeriksa tanah yang bergerak.

“Katanya sih penyebabnya bisa karena adanya lempengan yang patah atau ada sungai di bawah tanah,” jelasnya.

Teteng Abdul Faqih, aparat Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, yang ditemui di lokasi tanah retak mengakui, ada puluhan kuburan yang dipindahkan karena tanah bergerak.

Hingga saat ini, kondisi tanah pun dilaporkan masih mengalami pergerakan.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/30/16492621/tanah-retak-di-garut-24-kuburan-dipindahkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke