Salin Artikel

5 Fakta Pembunuhan PNS Kementerian PU, 17 Hari Hilang hingga Jenazah Dicor Dalam Makam

Sebab, sesosok jenazah wanita dengan kondisi mengenaskan ditemukan di lokasi pemakaman tersebut.

Mirisnya lagi, tubuh korban dicor dengan menggunakan semen dan pasir.

Mayat itu diketahui bernama Aprianita (50) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang.

Ia diketahui menjadi korban pembunuhan oleh seorang pria yang dikenalnya bernama Yudi Tama Redianto (50), yang kini telah ditangkap oleh jajaran Unit Jatanras Ditreskrium Polda Sumatera Selatan.

Yudi ditangkap bersama seorang pelaku lainnya bernama Ilyas (26).

Berikut fakta tewasnya Aprianita yang dirangkum Kompas.com:

1. Hilang 17 hari

Pada 9 Oktober keluarga Aprianita telah membuat laporan ke di Polda Sumsel, perihal korban yang tak kunjung pulang ke rumah setelah dijemput oleh temannya.

Dari laporan dengan nomor LPB/834/X/2019/SPKT, polisi akhirnya melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku utama yakni Yudi.

Dari keterangan Yudi, dilakukan pengembangan dengan menangkap satu pelaku lagi yakni Ilyas.

Keterangan keduanya membuat polisi mendapat petunjuk baru. Tiga hari penggalian di lokasi berbeda, mayat korban akhirnya ditemukan dalam kondisi dicor di TPU Kandang Kawat.


2. Korban masih menggunakan pakaian dinas

Heriyanto (55), kakak kandung Aprianita turun langsung menggali lokasi penguburan jenazah adiknya itu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat Palembang.

Penggalian di lokasi terbilang sulit. Polisi harus menggunakan palu untuk memecahkan coran semen yang berada di atas tanah yang menimbun tubuh korban.

Ketika coran pecah, sekitar 50 sentimeter penggalian, jenazah korban akhirnya ditemukan.

Saat dievakuasi, korban nampak masih menggunakan menggunakan pakaian dinas PNS lengkap. 

Penggalian itupun disaksikan langsung oleh Yudi. 

"Kakinya masih terikat tali warna putih. Saya yakin itu adik saya," kata Heriyanto.

Heriyanto semakin yakin bahwa mayat itu adalah Aprianita saat melihat langsung pakaian yang dikenakan korban. Sementera, kondisi mayat yang telah membusuk membuat sebagian tubuh korban telah rusak.  

3. Utang penyebab pelaku habisi nyawa korban

Yudi mengakui perbuatannya mengotaki pembunuhan Aprianita.

Yudi mengaku tega membunuh korban karena terlilit utang sebesar Rp 145 juta, untuk pembelian satu unit mobil jenis Toyota Kijang Innova tahun 2016.

Karena tak memiliki uang, ia lalu merencanakan aksi pembunuhan itu setelah sebelumnya mendapatkan saran dari pelaku Nopi alias Aci yang merupakan paman kandungya.

"Saya waktu itu tidak ada uang. Bingung mau bayarnya pakai apa. Lalu paman saya menyarankan agar korban dibunuh saja. Akhirnya saya merencanakan membunuhnya," ujar Yudi.  

Pelaku Aci lalu meminta kepada Yudi menyiapkan uang sebesar Rp 15 juta. Uang tersebut digunakan untuk menyewa orang untuk membantu menghabisi korban. 

Setelah korban tewas, Yudi membawa jenazah Aprianita ke kawasan TPU kandang Kawat Palembang, untuk dikubur.

"Saya tidak tahu korban itu dikubur bagaimana. Karena yang menguburnya adalah Aci," ucap dia.


4. Korban diberi minum air dicampur obat tetes mata

Satu botol air mineral yang dicampur obat tetes mata telah disiapkan Yudi untuk diberikan kepada korban.

Setelah ia menjemput Aprianita di kediamannya, pelaku ini lalu memberikan minuman itu kepada korban.

Hanya beberapa menit, korban langsung lemas di kursi depan mobil.

Dalam kondisi seperti itu, Yudi lalu menjemput pamannya Aci untuk membunuh korban.

Sementara, Aci membawa satu temannya yakni Ilyas yang menjerat korban dari belakang.

"Aci yang menyarankan dikasih obat tetes mata itu,"ujar Yudi.

5. Satu pelaku mengaku dipaksa

Tersangka Ilyas (26) mengaku dipaksa oleh Aci dan Yudi untuk menjerat leher korban dari belakang ketika Aprianita mulai lemas akibat menenggak minuman bercampir obat tetes mata.

Ilyas sempat ragu dan tak mau melakukan aksi tersebut. Namun, di bawah ancaman Yudi dan Aci ia pun menjerat leher korban hingga tewas.

"Saya terpaksa, mereka memaksa saya. Yang memberikan tali itu Yudi," kata Ilyas.

Setelah korban tewas, Ilyas diberikan uang sebesar Rp 4 Juta oleh tersangka Aci. Uang tersebut digunakan oleh tersangka untuk membeli miras.

"Saya bingung mau ngapain setelah itu. Jadi saya mabuk. Uang itu tidak saya berikan kepada keluarga saya," ucap tersangka.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/26/06403801/5-fakta-pembunuhan-pns-kementerian-pu-17-hari-hilang-hingga-jenazah-dicor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke