Rumah Sakit di Bangka Ingin Kembangkan Pengobatan Cuci Otak Menkes Terawan

Direktur RSUD Ir Soekarno Babel Armayani Rusli mengatakan, metode brain wash perlu disediakan seiring meningkatnya dinamika kehidupan masyarakat.

"Kami sudah melakukan, tapi dikerjakan oleh bedah saraf. Ini perlu penyempurnaan dan alih teknologi," kata Armayani kepada Kompas.com di Pangkal Pinang, Rabu (23/10/2019).

Dia menuturkan, daerah perlu mengembangkan metode brain wash sebagai salah satu alternatif pengobatan.

Selama ini pusat layanan medis dengan metode terbaru cenderung berada di kota besar, sehingga pasien dari luar daerah harus mengeluarkan biaya ekstra.

"Jadi bagaimana pengembangan terus dilakukan di sini karena dengan RSPAD Gatot Soebroto kita sejak lama sudah bekerja sama," ujar Armayani.

Saat ini RSUD Ir Soekarno Babel telah melaksanakan beberapa kali bedah saraf dan otak, serta bedah dan pemasangan ring jantung.

Di sisi lain, Armayani berharap dengan terpilihnya Terawan sebagai Menkes, maka layanan medis bagi masyarakat bisa semakin maju.

Kerja sama yang telah dibina RSUD juga diharapkan semakin terjalin baik setelah Terawan menjabat menteri.

"Beliau seorang dokter ahli yang kemudian dipercaya memimpin lembaga kementerian tentu bisa melihat dari banyak aspek agar layanan medis bagi masyarakat semakin baik," ucap dia.

Metode brain wash dinilai mampu mengobati pasien penyakit stroke.

Metode ini sempat kontroversial karena diminta harus uji in vitro dan in vivo terlebih dahulu.

Metode brain wash atau disebut juga terapi cuci otak mengombinasikan teknologi Digital Substraction Angiogram (DSA).

Sebuah selang dimasukkan ke bagian tubuh pasien untuk melacak penyumbatan pembuluh darah.