Salin Artikel

Cerita Lengkap Motivator Tempeleng 10 Siswa: Saya Dibilang Siswa Tidak Berprestasi

Acara tersebut menghadirkan seorang motivator yang berinisial AS.

Saat berbicara di depan 125 siswa, AS berkata bahwa ia tidak menginginkan ada peserta seminar yang tertawa sepanjang acara.

Jika ada yan tertawa maka akan diberi peringatan. Jika masih tertawa lagi, maka siswa yang akan tertawa dipukul sampai keluar darah.

Sayangnya kesepakatan itu tidak berjalan lancar

Di tengah acara, ada beberapa siswa yang tertawa saat ada kesalahan penulisan kata 'goblok' oleh operator. Kata 'goblok' yang seharusnya berakhiran huruf 'k' ditulis dengan huruf 'g'.

Hal tersebut memicu kemarahan AS.

Ia menyuruh 10 siswa yang tertawa saat acara untuk maju ke depan. Mereka ditempeleng secara bergilir oleh AS sembari meneriakkan kata 'goblok'.

"Ketawa karena salah operator. Harusnya goblok pakai K. Yang tertawa banyak, di belakang juga ketawa. Tapi yang paling dekat dengan beliaunya di sini (di bangku barisan depan)," kata Wahyu, salah seorang siswa yang dipukul.

Wahyu bercerita ia tidak suka dengan gaya AS saat memberikan motivasi. Saat seminar baru dimulai, AS mengatakan bahwa Wahyu adalah siswa tidak berprestasi karean duduk di bagian belakang.

Karena ucapan tersebut, ia kemudian pindah ke bangku bagian depan.

"Saya duduk paling belakang, saya dibilang siswa tidak berprestasi," katanya.

Berdasarkan laporan perkara yang masuk ke Mapolres Malang Kota, dari 10 orang masih 9 orang yang diperiksa.

"Dari 10 orang, yang lapor masih 9 orang. Yang satu masih mimisan. Nanti kita cek, kalau yang bersangkutan sudah bisa diberi keterangan berita acara, kita periksa," katanya di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019).

Ia mengatakan sang motivator sudah ditangka satu hari setelah kejadian, yakni Jumat (18/10/2019) sekitar pukul 14.00 WIB.

AS diduga kabur karena ia ditangkap saat berada di Surabaya. Namun dugaan AS kabur masih didalami polisi.

Berdasarkan hasil visum, menurut Dony ada korban yang mengalami luka di bibir. Sisanya mengalami luka lebam di pipinya.

"Visum yang keluar baru satu, luka di bibir. Sisanya hanya luka bekas lebam," katanya.

Namun, beberapa orangtua yang anaknya jadi korban pemukulan telah melaporkan AS ke polisi.

Kepala SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Nur Cholis mengatakan, pihaknya mendatangkan AS ke sekolah karena melihat dari rekam jejaknya sebagai motivator digital marketing.

Cholis tidak menyangka AS akan memukul sejumlah siswanya hanya karena tertawa.

"Pada saat pemukulan itu di luar kuasa kami. Kami minta maaf yang sebesar-besarnya," katanya.

Saat menemui siswa korban pemukulan, Wali Kota Malang, Sutiaji dan Kepala Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) Muhammadiyah 2 Kota Malang, Nur Cholis, menangis.

Mata mereka tampak berkaca-kaca dalam pertemuan yang berlangsung di salah satu ruangan di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang itu

Sutiaji menyayangkan kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Ia meminta polisi untuk menindak tegas pelaku pemukulan itu.

"Meminta Kapolres menindak sekeras-kerasnya bagi siapapun yang melanggar aturan. Ini melanggar dunia pendidikan," ungkap dia.

Sutiaji berencana mengumpulkan seluruh kepala sekolah di Kota Malang sebagai antisipasi supaya tidak ada kejadian serupa.

"Kami segera akan kumpulkan guru dan kepala sekolah, negeri dan swasta. Akan kami ingatkan kembali bagaimana seharusnya mendidik," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Kontributor Malang, Andi Hartik)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/19/15160011/cerita-lengkap-motivator-tempeleng-10-siswa-saya-dibilang-siswa-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke