Salin Artikel

9 Penangkapan Terduga Teroris Pascapenusukan Wiranto, Polisi Amankan 26 Orang dan 4 Kg Bahan Bom

Para teroris diduga kuat terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat kepada pemimpin organisasi teroris ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo daat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/10/2019) mengatakan 26 teroris tertangkap di Lampung, Jakarta, Bekasi, Jambi, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Bali.

Dedi memastikan bahwa rencana mereka tidak ada kaitanya dengan pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.

Berikut rentetan penangkapan teroris di beberapa wilayah di Indonesia:

Penangkapan AT dan ZAI bebarengan dengan peristiwa penusukan Wiranto di Pandeglang, Banten.

Teroris ZAI mendapatkan penanganan secara khusus karena masih di bawah umur.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan ayah dan anak diduga telah berbaiat kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi.

Ia juga mengatakan AT ada hubungan dekat dengan pelaku penusukan Wiranto, yaitu SA alias AR.

Berdasarkan keterangan polisi, pelaku dan SA tergabung dalam satu grup yang disebut "Menanti Al Mahdi".

Terduga teroris AT diduga telah mengetahui rencana SA untuk melakukan amaliyah atau aksi.

Hengky juga menyampaikan, keduanya telah merencanakan sebuah perlawanan apabila tertangkap.

"AT dan ZAI, kedua terduga teroris ini, merupakan bapak dan anak, juga sudah merencanakan apabila sewaktu-waktu ditangkap, merencanakan perlawanan dan membuang HP dan laptop ke dalam air," ujar dia.

 

Kelimanya diduga merupakan kaki tangan dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) pimpinan Ali Kalora, yang saat ini masih diburu.

Terduga teroris pertama adalah MR yang diduga mencoba merakit bom rakitan dengan casing botol parfum.

Selain itu, MR juga melakukan serangkaian aksi perampokan untuk mendanai aksi teror seperti mencuri kendaraan bermotor di parkiran sebuah perusahaan di Morowali.

MR juga berperan memantau sasaran dalam aksi amaliyah mereka.

Selain MR ada 4 orang lain yang ditangkap. Mereka merencanakan aksi amaliyah dengan sasaran aparat kepolisian.

 

Penggeledahan dilakukan di sebuah kamar yang sempat ditinggali terduga teroris yang diketahui berinisial WBN.

Ada sejumlah barang bukti yang diamankan dalam penggeledahan itu.

Pemilik bengkel, Agus Salim mengatakan, WBN berasal dari Tasikmalaya dan sempat tinggal di bengkel selama tiga tahun sebagai sekuriti.

Menurutnya, WBN sedang berkuliah di salah satu universitas di Kota Bandung.

Sementara itu, Senin (14/10/2019) Densus 88 juga menggeledah salah satu rumah mewah di Perumahan Grand Sharon, Kota Bandung.

Dalam waktu bersamaan, tim Densus 88 juga menggeledah sebuah kontrakan terduga teroris di kelurahan Menjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.

Berdasarkan informasi tiga orang terduga teroris diamanakan di Bandung. Mereka berinisial N, JJ, dan AAS.

 

Kapolres Bungo AKBP Trisaksono Puspo tidak membantah adanya berita penangkapan terduga teroris tersebut.

"Nanti Mabes Polri yang akan ekspose, itu bukan kewenangan kami. Takutnya nanti kami salah cara penyampaiannya," ujar Trisaksono.

 

Menurut pantauan Kompas.com, penggeledahan dilakukan skeitar pukul 21.00 WIB.

Penggeledahan disaksikan oleh istri terduga teroris berinisial U, anak-anak terduga dan pihak Rukun Warga.

Syarif Rahman, Ketua RW setempat menyampaikan, saat proses penggeledahan, petugas tampak mengamankan sejumlah barang-barang antara lain senjata tajam dan buku-buku.

“Yang dibawa buku, banyak, beberapa buku, saya ga inget. Ada senjata tajam jenis belati, satu buah foto terduga bersama istrinya,” kata Syarif.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyatakan, terduga teroris yang ditangkap di Cirebon telah menyiapkan bom dengan daya ledak tinggi.

"Campuran kimianya lebih berbahaya. Kemudian ditambah juga bahan-bahan semacam racun. Bom yang digunakan oleh pengantin sudah dipersiapkan atau suicide bomber dengan daya ledak tinggi, dengan tambahan bahan kimia, bom ini berbeda dengan yang biasanya dirakit kelompok JAD," ujar Dedi dalam konferensi pers di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Dua teroris yang ditangkap di Cirebon berinisial S dan LT.

 

Keempatnya ditangkap karena diduga terlibat jaringan SA yang melakukan penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto.

Dari pantauan Kompas.com, keempatnya ditangkap di beberapa wilayah di Kota Bandar Lampung, antara lain di Jalan Antasari dan di Jalan Dr. Susilo, Telukbetung Utara, Bandar Lampung.

Salah satu pelaku teroris, R adalah warga Lampung Timur yang baru sekitar lima bulan bekerja pembuat boks dan penyewaan alat-alat musik di Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung.

Keempat terduga teroris itu berinisial R, AH, Y, dan T.

R ditangkap di Jalan Ciliwung Kota Malang saat melintas bersama istrinya, PM (32).

Selain melakukan penangkapan, tim Densus 88 juga menggeledah rumah terduga teroris itu di Kelurahan Tulus Rejo, Kota Malang.

Berdasarkan informasi di lapangan, rumah itu milik purnawirawan Polri.

Diduga, istri terduga teroris itu merupakan anak dari purnawirawan Polri tersebut.

"Pemiliknya pensiunan polisi. Sudah tua," kata Kholil, salah satu satpam komplek perumahan.

 

Ia ditangkap di rumah tersangka di jalan Pilau Batam, Kelurahan Moengko Baru, Kecamatan Poso pada Minggu, 13 Oktober 2019.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Lukman Wahyu Arianto mengatakan, polisi memgamankan sejumlah barang bukti berupa campuran bahan peledak, seperti 3 kotak tuperware berisi campuran olahan bahan kimia dan 1 buah breaker glass merk Bomex.

Lalu gelas kaca kimia 500 ml, 1 dus kecil peluru PCP, kaca bekas pecahan botol serta 10 batang pipa besi yang sudah dipotong-potong.

Total berat bahan pembuatan bom ini mencapai 4 kilogram.

Saat penggerebekan, salah satu teroris AZ nelarikan diri.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, penggeledahan dilakukan di dua lokasi. Pertama, di rumah milik terduga teroris AS (35) di Gang Murai Nomor 15 RT 002 RW 022, Waringinrejo, Cemani, Grogol.

Penggeledahan dilanjutkan di rumah KH (44) Gang Manggis, RT 002 RW 015, Cemani, Grogol.

KH merupakan warga Semanggi, Solo.

Sejak menikah, KH tinggal di rumah mertuanya Gang Manggis, Cemani, Sukoharjo.

Selama tinggal di rumah mertua, KH merupakan sosok tertutup.

Setiap kali diundang dalam acara bersama warga, dia tidak pernah datang menghadiri acara itu.

AS, diketahui sebagai penyandang disabilitas, juga belum lama tinggal di Gang Murai Cemani.

SUMBER: KOMPAS.com (Christoforus Ristianto, Devina Halim, Robinson Gamar, Agie Permadi, David Oliver Purba, Muhamad Syahri Romdhon, Tri Purna Jaya, Andi Hartik, Mansur, Labib Zamani)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/17/06360031/9-penangkapan-terduga-teroris-pascapenusukan-wiranto-polisi-amankan-26-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke