Salin Artikel

Sentuhan Kasih Pulihkan Penderita Gangguan Jiwa di Flores Barat

Pemulihan tersebut tak lepas dari sentuhan kasih para anggota sukarelawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Manggarai Barat.

Koordinator KKI Manggarai Barat Kristo Gerry mengatakan Mama Bernadeta mulai sakit sejak Oktober 2018 lalu.

Menurut keluarga, Bernadeta mulai menunjukkan ciri-ciri gangguan kejiwaan dengan sering berkeliaran tanpa arah.

Kemudian, Bernadeta mulai bicara sendiri dan terkadang berontak hingga susah tidur.

Meski demikian, dia tidak dipasung.

Para relawan KKI kemudian mendapat informasi dari warga di Kampung tersebut bahwa ada seorang perempuan yang mengalami gangguan jiwa yang berkeliaran.

"Warga mengetahui bahwa ada anggota sukarelawan KKI yang mendata dan mengunjungi para penderita gangguan jiwa. Mereka mengetahui melalui media sosial serta berbagai cerita dari sesama warga," kata Gerry, Rabu (9/10/2019).

Gerry menjelaskan, setelah mendapat laporan, dia langsung menuju ke kampung Namu pada April 2019.

"Saya menginformasikan kepada Ketua KKI Pusat di Kabupaten Ende bahwa ada penderita gangguan jiwa di pedalaman Manggarai Barat. Lalu didistribusikan obat bagi penderita gangguan jiwa," kata Gerry.

Gerry menjelaskan, saat dikunjungi kembali pada Oktober 2019, kondisi Bernadeta semakin membaik.

Saat ini, Bernadeta sudah tidak berkeliaran lagi dan selalu berada di dalam rumah setelah minum obat.

Namun, upaya pemulihan tak cukup dilakukan sekali.

Menurut Gerry, sukarelawan KKI Manggarai Barat membagi waktu untuk rutin mengunjungi warga yang mengalami gangguan jiwa di pedalaman Manggarai Barat.

"Sentuhan kasih dan pendampingan rutin memberikan kekuatan kepada keluarga penderita gangguan jiwa, untuk memberikan perhatian dan melayani mereka sebagai anggota keluarga," kata Gerry.

Relawan hingga tenaga medis

Sementara itu, anggota relawan di Manggarai Timur Pankrasius Purnama mengatakan, penderita gangguan jiwa di Manggarai Timur tersebar di 9 kecamatan.

Beberapa penderita gangguan jiwa ada yang dipasung dan ada juga yang berkeliaran di Kota Borong maupun di kampung-kampung.

"Belum lama ini saya mengunjungi pasien gangguan jiwa di Kampung Teber, Desa Compang Teber, Kecamatan Ranamese, Manggarai Timur," kata Purnama.

Purnama menjelaskan, kondisi pasien sangat memprihatinkan.

Untuk itu, menurut Purnama, dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk menangani mereka yang terpasung.

Suster Anke, seorang psikiater dari Universitas Atmajaya Jakarta, mengunjungi pasien gangguan jiwa di Kampung Keros, Waebok, Pandu dan Mbapo di Kecamatan Kota Komba.

Suster Anke menekankan bahwa penderita gangguan jiwa harus rutin minum obat untuk pemulihan dan kesembuhan.

Selain itu, perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan untuk memberikan perhatian kepada penderita gangguan jiwa.

"Saya mengunjungi pasien gangguan jiwa di Pulau Flores untuk melakukan penelitian dan melihat langsung kondisi penderita gangguan jiwa," kata Anke.

Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Timur Bonifasius Hasudungan sudah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur untuk mendata para penderita gangguan jiwa.

Dinkes dan petugas tenaga medis setempat diminta mengunjungi serta mengobati orang dengan gangguan jiwa yang dipasung.

"Saya dapat informasi bahwa Dinas Kesehatan sudah mengunjungi dan mengobati seorang pasien di Kelurahan Ronggakoe yang kakinya luka akibat dipasung," kata Hasudungan.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/10/12010401/sentuhan-kasih-pulihkan-penderita-gangguan-jiwa-di-flores-barat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke