Salin Artikel

Kisah Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya, Warga Dapat Emas di Gambut Berusia 3000 Tahun

Dilansir dari BBC Indonesia, Minggu (6/10/2019), Ringgo bercerita banyak warga yang menemukan emas dalam bentuk pasir atau butiran di Kecamatan Cengal.

Selain emas, warga juga menemukan benda bersejarah lainnya seperti keramik, guci, dan kendi.

"Ada juga yang temu keramik-keramik. Guci. Kendi," lanjutnya.

Selain mencari di Kecamatan Cengal, Dusung Seradang, Ringgo dan warga sekitar juga mencari harta karun di lokasi baru yakni di Desa Pelimbangan tepatnya di lokasi PT Samora.

Walaupun sudah ikut mencari harta karun sejak tahun 2015, Ringgo mengaku belum pernah mendapatkan emas.

Di lokasi pencarian harta karun, menurut Ringgo sudah ada pembeli emas yang membawa timbangan.

Tiap gram emas yang didapatkan warga akan dihargai sekitar Rp 500.000.

"Kadang-kadang toko emas itu belinya langsung ke lapangan. 'Jadi siapa yang dapat, ayo! Aku mau beli'," kata Ringgo sambil menirukan suara pembeli emas di lapangan.

Ringgo bercerita ada rekannya yang mendapatkan cicin emas berukir ikan. Cincin tersebut dijual sekitar Rp 40 juta ke seorang pedagang di Palembang.

"Oy! Guci banyak. Oleh karena itu masih disimpan oleh warga, karena belum ada harga yang pantas untuk dijual, tapi kalau harganya mahal pasti dijual masyarakat semua itu. Tapi kalau satu guci mau dibeli Rp 300-400 ribu belum tentu dijual. Karena mereka itu nyarinya banyak habiskan uang," katanya.

Menurutnya barang yang ditemukan di Cengal diduga berasal dari abad ke-6 di zaman Dinasti Tang. Sedangkan barang di Sungai Musi, diperkirakan berasal dari abad ke-12 hingga 13 para masa Dinasti Ming.

Tak hanya itu, di Sungai Musi juga ditemukan barang dari abad ke-18 pada masa Dinasti Qing serta  patung berbahan perunggu dan tanah liat tanpa kepala.

Menurut Hirmeyudi ada kemungkinan patung-patung tersebut dipenggal kepalanya saat Kesultanan Palembang Darussalam. Patung yang dipenggal tersebut kemudian dibuang ke Sungai Musi.

Sementara untuk koin emas baik yang ditemukan di Cengal dan Sungai berbentuk sama, yakni koin beraksara China.

"Sudah dari dulu pencarian ini sudah ramai. Memang pesisir pantai timur Sumatera kaya akan temuan barang peninggalan seperti itu," jelasnya.

Selain di Air Sugihan, penelitian juga dilakukan di Kecamatan Tulung Selapan.

Di kecamatan tersebut banyak ditemukan tiang-tiang rumah sekaligus peralatan dapur berupa gerabah dan keramik.

Setelah dilakukan penanggalan, diketahui kayu tiang rumah di lokasi tersebut telah berdiri sejak masa Kerajaan Sriwijaya.

"Kita juga meneliti di Desa Karang Agung OKI. Ternyata di sana telah ada permukiman pada abad ke 4. Ini dipastikan dari tiang rumah dan gerabah yang ditemukan di sana," kata Budi.

Hal tersebut dikuatkan dengan penemuan tulang hewan serta ikan yang terkubur di bawah tiang rumah.

"Ada tulang ikan hiu sungai dan paus, bahkan rahang babi juga kita temukan. Sehingga disimpulkan Karang Agung merupakan kawasan tua yang ada pada jaman Sriwijaya," ujar Budi.

Hasil penelitian juga menunjukkan ada tiga kecamatan di Kabupaten OKI yang menjadi kawasan pemukiman serta pelabuhan pada masa Kerajaan Sriwijaya, yakni Karang Agung, Selapan, dan Cengal.

Di wilayah tersebut ditemukan kemudi ketebalan 5 sentimeter sehingga kuat dugaan kapal yang digunakan pada masa itu lebih besar.

Kapal besar tersebut bermuara di lokasi Karang Agung.

"Di sana ada ada perdagangan jarak jauh, penelitian di sana banyak menemukan ketebalan papan perahu 4 cm. Kemungkinan kapalnya lebih besar," ujar Budi.

SUMBER: KOMPAS.com (Aji YK Putra)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/09/12440071/kisah-perburuan-harta-karun-kerajaan-sriwijaya-warga-dapat-emas-di-gambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke