Salin Artikel

Mengenal Sejarah Komik Indonesia di Pameran Yogyakarta Komik Weeks

Di dalam pameran ini dihadirkan pula karya dari dua tokoh penting mengenai komik di Indonesia yakni, Abdulsalam dan Hasmi yang bernama asli Harya Suraminata.

Para seniman komik Mulyakarya mengelar pameran Yogyakarta Komik Weeks di Museum Sonobudoyo mulai 8-21 Oktober 2019.

"Pameran ini yang pertama di Yogyakarta," ujar kurator komik Catur Danang saat ditemui di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Selasa (8/10/2019).

Catur menyampaikan, setiap negara mempunyai sejarah komik sendiri-sendiri, termasuk Indonesia.

Di dalam perjalananya, komik Indonesia mempunyai sejarah yang cukup panjang.

Sejarah komik Indonesia aktif sejak era sebelum kemerdekaan.

Untuk itu, gelaran Yogyakarta Komik Weeks secara sengaja tidak mengusung tema khusus.

"Yang sekarang ini, kami fokus pada mengenalkan dulu ke publik tentang sejarah komik Indonesia," ucap Catur.

Pada pameran Yogyakarta Komik Weeks, dihadirkan karya-karya dari Abdulsalam dan Hasmi.

Salah satu karya Abdulsalam yang dihadirkan berjudul Kisah Pendudukan Jogja.

Karya Abdulsalam ini terbit pada1952 dan menjadi buku komik pertama di Indonesia.

Komik berjudul Kisah Pendudukan Jogja bercerita tentang agresi militer Belanda yang hendak menduduki Yogyakarta.

Kisah Pendudukan Jogja semacam catatan harian dalam bentuk visual yang mengangkat beberapa kejadian nyata pada saat agresi militer pada waktu itu.

"Banyak anak muda yang belum tahu, Pak Abdulsalam menurut catatan sejarah komik pertama Indonesia yang dibukukan. Ini sekarang termasuk karya yang langka," ujar Catur.

Komik ini sengaja dihadirkan, supaya anak muda juga mengetahui sejarah komik di Indonesia.

Hasmi merupakan komikus yang dikenal berbagai kalangan dan usia lewat karyanya Gundala Putra Petir.

Karya Hasmi ini pernah dipentaskan dalam teater, ketoprak dan bahkan baru-baru saja diangkat dalam sebuah film.

Meski demikian, dalam pemeran Yogyakarta Komik Weeks, karya Hasmi yang dihadirkan bukan Gundala Putra Petir, tetapi berjudul Keris.

"Agar publik juga mengenal bahwa Pak Hasmi tidak hanya Gundala, tetapi ada komik wayangnya juga, ada komik tentang klenik juga," kata Catur.

Pameran Yogyakarta Komik Weeks menyuguhkan 60 karya.

Sebanyak 30 karya dari pemenang lomba komik Kukuruyug #5 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY.

Sedangkan, 30 karya lainya dari komikus Yogyakarta maupun dari luar daerah yang dipilih dari hasil kurasi. Salah satunya karya komikus asal Amerika Serikat.

"Kita ambil beberapa, karena kan beda dengan seni rupa yang karya itu misalnya berdiri sendiri. Komik kan bercerita, jadi kita ambil yang menurut kita penting untuk dipamerkan," ujar Catur.

Adapun, ide awal pameran Yogyakarta Komik Weeks dari kegiatan workshop dan lomba komik. Dua kegiatan tersebut sudah berlangsung rutin di Yogyakarta sejak 2015.

"Berjalan lima tahun, saya punya ide untuk mengangkat menjadi festival, agar publik mengenal luas dan atmosfernya terjaga. Jadi agar pameran di Yogya itu macam-macam, dan komik menjadi agenda budaya juga," kata Catur.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/09/12174161/mengenal-sejarah-komik-indonesia-di-pameran-yogyakarta-komik-weeks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke