Salin Artikel

OTT di Lampung Utara, Pernah Jabat Camat Sebelum Jadi Bupati hingga Miliki Kekayaan Rp 2,3 M

Rizki, pemilik gerai jahit yang berada di samping rumah pribadi Agung mengatakan tetangganya dikenal sebagai camat yang sering berinteraksi dengan warganya.

“Kami tetanggaan sejak tahun 2008. Dulu sering (salat) Jumat bareng. Orangnya baik, sering kasih sumbangan. Tapi sejak jadi Bupati memang jarang pulang, paling ada orang yang bersih-bersih di rumahnya,” kata Rizki saat ditemui, Senin (7/10/2019).

Ia juga bercerita saat masih menjadi camat, Agung sering berkumpul dengan tetangganya.

Hal senada juga diceritakan Syahruddin, Ketua RT 05 Lingkungan UU. Menurutnya, saat sedang berada di rumah pribadinya, Agung kerap berkumpul dengan warga.

“Terakhir, dia (Agung) ngundang seluruh warga sini, makan-makan di rumahnya habis pelantikan Maret kemarin,” kata Syahruddin.

Syahruddin juga mengatakan, Agung terkenal royal dan tidak segan memberikan sumbangan kepada warga, khususnya ke masjid yang ada di lingkungan itu.

Agung, kata Syahruddin, sudah tercatat sebagai pemberi bantuan hewan kurban ke masjid. Terakhir, Agung menyumbangkan satu ekor kambing.

"Pas puasa juga biasanya ngasih sumbangan buat masjid di sini," katanya.

Agung Ilmu Mangkunegara ditangkap KPK bersama dengan sejumlah orang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Agung tertangkap tangan saat ada penyerahan uang dari sejumlah orang di rumah dinas bupati. Tim KPK mendatangi rumah dinas pada sore hari.

Sementara itu, Senin (7/10/219 warga memotong kambing di halaman Kantor Pemerintah Daerah Lampung Utara.

Koordinator aksi, Sandi Fernanda mengatakan, pemotongan hewan itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas penangkapan Agung di rumah dinas dalam dugaan kasus korupsi.

“Kemarin kita mendengar Bupati ditangkap KPK, tapi itu bukan kabar sedih. Kabar itu membuat hati kami lega, karena tidak ada lagi pemimpin yang zalim,” kata Sandi saat dihubungi, Senin (7/10/2019).

Sandi menambahkan, pemotongan kambing itu juga sebagai apresiasi dan dukungan terhadap kinerja KPK yang sudah berhasil mengungkap praktik korupsi di kabupaten mereka.

“Atas nama masyarakat Lampung Utara, kami berharap KPK mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya,” kata Sandi.

Kemudian, Chandra Safari dan Hendra Wijaya Saleh, keduanya dari pihak swasta.

"Para tersangka ditahan 20 hari pertama," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/10/2019).

Memnurut keterangan, Agung ditahan di rumah tahanan (rutan) Pomdam Jaya Guntu dan Raden di rutan Kepolisian Metro Jakarta Pusat.

Sementara Chandra dan Hendra ditahan di rutan Kepolisian Saerah Metro Jaya. Sedangkan Syahbuddin dan Wan Hendri di Kepolisian Metro Jakarta Timur.

Enam tersangka diamankan terkait korupsi proyek di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan di Kabupaten Lampung Utara.

Saat OTT, tim KPK mengamankan Rp728 juta.

Dalam kasus ini, Agung, Raden, Syahbuddin, dan Wan Hendri diduga sebagai penerima. Sedangkan Chandra dan Hendra sebagai pemberi.

Sebagian besar harta kekayaannya berupa tanah dan bangunan yang bernilai Rp 1.100.000.000.

Tercatat, ada 4 bidang tanah milikinya dan seluruhnya berada di Kota Bandar Lampung.

Sementara itu, harta kekayaan Agung di kategori alat transportasi dan mesin berjumlah Rp 557.000.000.

Rinciannya adalah satu mobil Toyota Fortuner tahun 2017, satu mobil Toyota Avanza tahun 2010, dan satu buah motor Yamaha Mio Soul tahun 2012.

Dalam kategori harta bergerak lainnya, jumlah harta kekayaannya senilai Rp 307.500.000.

Agung juga memiliki harta kekayaan di kategori kas dan setara kas dengan besaran Rp 400.715.981.

SUMBER: KOMPAS.com ( Christoforus Ristianto, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Tri Purna Jaya)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/08/07370071/ott-di-lampung-utara-pernah-jabat-camat-sebelum-jadi-bupati-hingga-miliki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke