Salin Artikel

Pascagempa Ambon, 821 Lindu Susulan hingga Pemprov Maluku Akan Bangun Huntara

KOMPAS.com - Pada Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 08.46 WIT, gempa 6,8 magnitudo menguncang Pulau Ambon dan Kabupten Seram Bagian Barat. Namun, gempa susulan hingga saat ini masih terus dirasakan warga.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mencatat, hingga Selasa (1/10/2019) malam gempa susulan masih mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya mencapai 821 kali.

Banyaknya gempa susulan yang terus terjadi setiap hari membuat warga tidak hanya panik dan berhemburan dari rumah-rumah saat gempa terjadi, tapi mereka juga mengalami mual dan muntah-muntah.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku akan membangun hunian sementara bagi ribuan pengungsi gempa bumi yang saat ini masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian yang tersebar di Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat.

Berikut ini fakta baru selengkapnya pascagempa Ambon:

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin mengatakan, hingga Selasa malam pihaknya mencatat terjadi gempa susulan yang menguncang Pulau Ambon dan sekitarnya sebanyak 821 kali.

Dari jumlah gempa susulan yang terjadi, sebanyak 90 kali gempa dirasakan warga di Pulau Ambon dan sekitarnya termasuk di Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat dan sekitarnya.

“Sampai malam ini sudah 821 gempa susulan, 90 di antaranya dirasakan getarannya,” katanya, Selasa.

Umar Said, salah seorang warga Kota Ambon mengaku, gempa susulan yang terus dirasakan membuatnya pusing dan ingin mual.

"Semua orang merasakan itu, bukan saya sendiri,” katanya.

Hal senada dikatakan Abu Tamange, banyaknya gempa susulan yang terus terjadi setiap hari membuat warga tidak hanya panik dan berhemburan dari rumah-rumah saat gempa terjadi tapi mereka juga mengalami mual dan muntah-muntah.

“Kita di sini seperti merasakan mabuk kapal setiap hari. Anak-anak saya muntah-muntah dan saya sendiri mual terus,” katanya.

Dia mengaku, hampir setiap jam gempa susulan terus dirasakan getarannya oleh warga di wilayah tersebut.

Bahkan, menurut dia, gempa yang dirasakan warga Kairatu telah melebihi dari 100 kali.

“Itu yang bikin kami belum berani kembali ke rumah, karena lokasi gempanya selalu di Kairatu dan getarannya itu sangat kuat,” ujar dia.

Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno mengatakan, pihaknya akan membangun hunian sementara (huntara) bagi ribuan pengungsi gempa bumi, pembangunan huntara itu hanya akan diprioritaskan bagi warga yang rumah-rumahnya hancur akibat gempa.

"Kita akan membangun hunian sementara bagi pengungsi yang rumahnya hancur akibat Gempa,”ujar Barnabas Orno kepada wartawan saat meninjau lokasi pengungsian di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (1/10/2019).

Dia mengatakan, banyak warga yang rumah-rumahnya rusak akibat gempa dan saat ini mengungsi di hutan-hutan dan perbukitan. Namun ada banyak juga yang rumahnya tidak mengalami kerusakan namun mereka mengungsi akibat trauma.

Barnabas mengimbau warga yang rumahnya tidak mengalami kerusakan akibat gempa bumi namun masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian agar dapat kembali ke rumahnya masing-masing.

Menurutnya, jika warga yang rumahnya tidak rusak masih tetap bertahan di lokasi pengungsian maka hal itu akan timbul masalah sosial baru.

“Kalau segera tidak balik ke rumahnya masing-masing, maka akan menimbulkan masalah sosial baru, ”ujarnya, Selasa.

Sumber: KOMPAS.com (Rahmat Rahman Patty)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/03/05300001/pascagempa-ambon-821-lindu-susulan-hingga-pemprov-maluku-akan-bangun-huntara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke