Salin Artikel

Terancam Digusur KAI, Warga Temenggungan Berharap Tuah Kesaktian Pancasila

Mereka berharap tuah Kesaktian Pancasila mampu melindungi segenap warga yang saat ini merasa tak nyaman hidup di antara ketidakpastian tempat tinggal.

Ketua Paguyuban Ngudi Sejahtera Sugiyarta mengatakan, total ada 287 keluarga dengan 700 jiwa yang terancam digusur PT KAI.

"Kami tidak liar. Sejak tahun 1978, lahan kami beli dari oknum yang mengkavling-kavling tanah. Semua bukti pembelian ada," kata Sugiyarta saat ditemui seusai upacara, Selasa (1/10/2019).

Bahkan, menurut Sugiyarta, setiap tahun warga membayar pajak ke negara.

Menurut Sugiyarta, tepat pada 1 Oktober 2019 ini, warga diharuskan mengosongkan lahan yang telah bertahun-tahun ditempati.

"Hari ini adalah deadline dari PT KAI agar kami angkat kaki. Tapi kami memilih bertahan, karena KAI tidak pernah mau dialog, hanya kirim surat terus. Surat terakhir itu per tanggal 18 September 2019 dan kami terima 24 September 2019," kata Sugiyarta.

Sugiyarta mengatakan, Pemkab Semarang dan DPRD Kabupaten Semarang sudah sangat proaktif membangun komunikasi dengan warga Temenggungan.

Bahkan, Pemkab dan DPRD sampai mengeluarkan rekomendasi agar ada ruang dialog.

Namun, hingga saat ini PT KAI masih enggan berdialog dengan warga.

Pada hari Kesaktian Pancasila ini, warga berharap agar pimpinan PT KAI memiliki jiwa Pancasila.

Warga berharap PT KAI mengutamakan musyawarah dan berpikir mengenai kesejahteraan rakyat.

"Dengan upacara ini, kami ingin menunjukkan bahwa Pancasila itu adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Semua bisa melaksanakan upacara, mulai dari pemerintah, instansi, hingga paguyuban warga yang terancam penggusuran seperti kami ini," kata Sugiyarta.

Sugiyarta dan warga lainnya menyampaikan terima kasih kepada pihak Kecamatan Ambarawa, Polsek, Koramil, dan Kelurahan Panjang yang bersedia hadir dalam upacara tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/01/11201791/terancam-digusur-kai-warga-temenggungan-berharap-tuah-kesaktian-pancasila

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke