Salin Artikel

Pengungsi Gempa Mulai Terserang Penyakit, Bupati Seram Barat Akui Kewalahan

Umumnya penyakit yang menyerang warga di lokasi pengungsian seperti diare, pusing karena kurang tidur, sakit kepala hingga demam.

Kondisi tersebut makin parah lantaran di lokasi pengungsian tidak tersedia fasilitas MCK bahkan tenaga medis pun tidak ada.

“Di sini warga mau buang hajat saja harus ke kali, tidak ada tenaga medis disini,” kata Sunaryo salah seorang pengungsi warga Desa Gemba, Kecamatan Kairatu kepada Kompas.com, Sabtu.

Dia menyebut, selain pusing dan diare serta sakit kepala, saat ini ada beberapa pengungsi yang sakit parah dan belum tertangani secara medis,

“Iya pak ada yang kondisinya parah di sini juga, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya.

Selain di Gemba, di beberapa lokasi pengungsian warga juga mengaku mulai terserang penyakit. Sayangnya mereka hanya bisa bertahan, lantaran tidak ada obat-obatan dan tenaga medis.

”Ada banyak yang sakit disini juga, tapi kasihan tidak ada tenaga medis,” kata Hafid warga Kecamatan Amalatu yang mengungsi di Gunung Hitu desa tersebut.

Terkait kondisi para pengungsi itu, Bupati SBB Muhamad Yasin Payapo mengatakan telah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan dan seluruh pimpinan rumah sakit dan Puskesmas yang ada di wilayah itu untuk menerjunkan tim medis ke lokasi-lokasi pengungsian.

“Saya sudah perintahkan langsung kepala dinas kesehatan dan juga seluruh puskesmas menyalurkan obat-obatan dan membantu para pengungsi yang sakit,” ujarnya.

Dia mengaku selain bantuan tenaga medis dan obat-obatan, pemerintah kabupaten SBB juga telah menyalurkan bantuan sembako berupa beras, 4.000 kelambu dan mie instan dan ikan kaleng ke sejumlah titik lokasi pengungsian.

Dia mengakui banyaknya pengungsi yang tersebar di sejumlah titik pengungsian membuat pihaknya sedikit kewalahan untuk menyalurkan bantuan.

“Sampai hari ini penyaluran bantuan masih dilakukan, ada beberapa lokasi pengungsian yang memang belum didatangi karena pengungsinya terlalu banyak, untuk Kecamatan Amalatu hari ini kita akan bergerak kesana,”ungkapnya.

Gempa 6,8 magnitudo sebelumnya mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat pada Kamis (26/9/2019) tsekira pukul 08.46 Wit.

Adapun lokasi gempa berada pada titik koordinat 3.38 Lintang Selatan,128.43 Bujur Timur atau berjarak 40 km Timur Laut Ambon-Maluku dengan kedalaman 10 Km.

Akibat gempa tersebut tercatat 24 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami kuka-luka.

Selain itu gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan rumah-rimah warga, sekolah, rumah ibadah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/28/18401631/pengungsi-gempa-mulai-terserang-penyakit-bupati-seram-barat-akui-kewalahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke