Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Duka Orangtua Saat Tahu NP Dibunuh dan Diperkosa | Densus Tembak Terduga Teroris

KOMPAS.com - Sri Yuliganti (38), ibu kandung NP, bocah 5 tahun korban pemerkosaan dan pembunuhan di Sukabumi, merasa geram dengan tindakan keji para pelaku terhadap anak pertamanya.

Yuliganti bahkan meminta agar para tersangka yang merupakan ibu dan kakak angkat NP dihukum seberat-beratnya.

Sementara itu, berita meninggalnya mahasiswa di Kendari saat ikut demo di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara, juga masih menjadi sorotan.

Muhammad Yusuf Kardawi (19), mahasiswa teknik sipil Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, meninggal dunia, Jumat (27/9/2019).

Yusuf merupakan korban tewas kedua dalam demo di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada Kamis kemarin,

Baca berita populer nusantara secara lengkap:

Yuliganti meminta agar para tersangka yang merupakan ibu dan kakak angkat NP dihukum mati.

"Mau digantung silakan, mau dihukum mati silakan," ujar Yuliganti kepada Kompas.com saat ditemui di rumah kontrakannya di Kelurahan Jayamekar, Sukabumi, Jumat (27/9/2019).

Yuli mengetahui anaknya menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan dari mantan suaminya Hadi (53) dan dari pihak kepolisian pada Senin (23/9/2019).

Sebelumnya, dirinya mengaku curiga saat melihat kondisi jasad putrinya yang dibuang di sungai oleh para pelaku.

Ayah kandung NP (5), Hadi (53), mengaku sedih setelah mendapat informasi bahwa putrinya meninggal dunia dalam kondisi tidak wajar.

Hadi mengetahui bahwa anak hasil pernikahan dengan mantan istrinya, Ii (40), meninggal setelah anggota kepolisian datang ke rumahnya, Senin (23/9/2019) malam.

"Saya mengetahui setelah ada polisi yang datang ke sini memberi tahu bahwa anak saya meninggal dibunuh," ungkap Hadi saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kamis (26/9/2019).

Yusuf Kardawi menjadi korban tewas kedua dalam demo di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada Kamis kemarin.

"Iya, pasien Muhammad Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pasca dioperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra, meninggal dunia sekitar pukul 04.00 Wita," kata Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto, seperti dikutip dari Antara, Jumat.

Yusuf harus menerima tindakan operasi, karena cedera serius saat aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sultra, Kamis kemarin.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto mengakui, Randi tewas akibat tertembak peluru tajam pada demonstrasi ribuan mahasiswa di Kendari pada Kamis (26/9/2019).

“Iya. Hasil otopsi luka tembak dari peluru tajam,” kata Iriyanto didampingi Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt dan Direktur Reskrim Umum Kombes Asep Taufik saat konferensi pers di Aula Dhachara Mapolda Sultra, Jumat (27/9/2019).

Namun demikian, untuk mengetahui jenis peluru yang menembus dada korban, kata Iriyanto, pihaknya telah membentuk tim gabungan investigasi.

Densus 88 menggerebek terduga teroris di area sekitar Perum Argo Tunggal, Argomulyo, Salatiga. Saat penggerebakan tersebut, salah satu terduga teroris terpaksa ditembak.

Menurut seorang warga sekitar, Guntur, penggerebekan tersebut terjadi Jumat (27/9/2019) pukul 18.00 WIB.

"Sejak siang sudah ada beberapa orang yang berkeliaran. Namun, saya mengira itu adalah debt collector," kata Guntur, Jumat.

Dia mengungkapkan, ada sekitar tiga orang yang dikejar tim.

"Pastinya tidak tahu, tapi dikejar dan menyebar. Sempat ada suara tembakan," ucapnya.

Sumber: KOMPAS.com (Dian Ade Permana, Kiki Andi Pati, Abba Gabrillin, Budiyanto)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/28/07040011/-populer-nusantara-duka-orangtua-saat-tahu-np-dibunuh-dan-diperkosa-densus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke