Salin Artikel

5 Fakta Negeri di Atas Awan, Viral di Media Sosial hingga Diusulkan Jadi Geopark

KOMPAS.com - Setelah viral di media sosial, objek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur di Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Para wisatawan yang datang hanya untuk menikmati pesona hamparan awan dari atas gunung.

Tak tanggung-tanggung, pada akhir pekan ini jumlah wisatawan yang datang mencapai 30 ribu, bahkan kemacetan pun terjadi hingga tujuh kilometer.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lebak Tengah mengajukan sebagian wilayahnya menjadi Geopark Nasional. Termasuk di dalamnya terdapat Gunung Luhur yang dijuluki negeri di atas awan.

Berikut ini fakta selengkapnya:

Pengelola tempat wisata negeri di atas awan Sukmadi mengatakan, jumlah pengunjung akhir pakan ini melebihi kunjungan pada pekan-pekan sebelumnya, ditandai dengan muncul macet beberapa kilometer sebelum puncak.

Sambungnya, para pengunjung yang penasaran dengan panorama hamparan negeri di atas awan mulai berdatangan sejak Jumat (20/9/2019) malam.

"Pada Sabtu pagi macet hingga lima kilometer, kalau hari ini 7 kilometer, sebelumnya tidak pernah seperti ini," kata Sukmadi kepada Kompas.com di Gunung Luhur, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (22/9/2019).

Masih dikatakan Sukmadi, akibat terjadinya kemacetan tersebut, pihaknya membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk mengurai kemacetan yang terjadi hingga seluruh kendaraan bisa lancar melintas baik yang datang maupun meninggalkan Gunung Luhur.

Diakuinya, membludaknya pengunjung Gunung Luhur lantaran video dan foto hamparan awan viral di media sosial belakangan ini. Akibatnya, banyak wisatawan yang penasaran untuk datang.

Wisatawan yang datang tidak hanya dari Kabupaten Lebak atau Banten saja, namun juga dari kota - kota di Jabodetabek.

Eko Cahyono, salah satu pengunjung warga Kemanggisan, Jakarta Barat, datang ke Gunung Luhur bersama istri dan tiga anaknya.

Ia mengaku datang karena terpesona dengan video hamparan awan di Gunung Luhur yang dilihatnya di media sosial.

"Banyak yang share, akhirnya penasaran, kebetulan tempatnya dekat, kemarin saya berangkat via tol enggak sekitar empat jam sampe ke sini (Gunung Luhur)," kata Eko kepada Kompas.com.

Soal pemandangan yang disuguhkan, Eko mengaku takjub, dia bahkan menyebut mirip - mirip dengan yang pernah dilihatnya di Dieng, Jawa Tengah.

Pengunjung lain, Kania, yang berasal dari Serpong, Tangerang Selatan menyebut pemandangan indah di Gunung Luhur tidak dibarengi dengan fasilitas yang nyaman untuk pengunjung.

Dia bercerita harus berjalan kaki setengah jam untuk mendapatkan pemandangan hamparan awan lantaran kebagian parkir sekitar satu kilometer dari puncak.

"Parkirnya sangat kurang, padahal mobil saya sudah susah payah untuk ke atas, tapi harus turun lagi karena gak kebagian, padahal saya bawa anak kecil," katanya.

Kania berharap ke depannya bisa disediakan fasilitas parkir yang banyak lantaran tempat wisata ini sedang diminati banyak pengunjung.

Pemerintah Kabupaten Lebak tengah mengajukan sebagian wilayahnya menjadi Geopark Nasional. Termasuk di dalamnya terdapat Gunung Luhur yang dijuluki negeri di atas awan".

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, geopark tersebut bernama Bayah Dome, di mana wilayahnya meliputi pesisir Pantai Sawarna di selatan Kabupaten Lebak hingga ke kawasan utara yang terdapat kekayaan alam berupa batu kalimaya.

Di dalam wilayah geopark terdapat sejumlah tempat wisata mulai dari laut, air terjun, geosite, budaya kasepuhan hingga yang terbaru, negeri di atas awan Gunung Luhur. Seluruh wisata tersebut, kata Iti, akan terintegrasi satu sama lain.

"Nanti akan terintegrasi, kita konsep pariwisata ecotourism, jadi bagaimana hutan akan tetap terjaga tapi masyarakat tetap bisa mendapatkan nilai ekonomi," kata Iti kepada Kompas.com di Pendopo Kabupaten Lebak, Jumat (20/9/2019).

Sumber: KOMPAS.com (Acep Nazmudin)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/23/06050061/5-fakta-negeri-di-atas-awan-viral-di-media-sosial-hingga-diusulkan-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke