Salin Artikel

Fakta Lengkap Gempa Tuban 2 Kali di Laut Jawa, Analogi Segitiga hingga Terasa Sampai Bandung dan Bima

Gempa terjadi pada pukul 14.06 WIB dan pukul 14. 31 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo   M 6,1 dan M 6,0.

Episenter gempa pertama terletak pada koordinat 6,1 LS dan 111,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 620 km.

Episenter gempa kedua terletak pada koordinat 6,24 LS dan 111,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 623 km.

Gempa Tuban dirasakan di Bandung hingga Bima.

Daryono menganalogikan gempa dalam dan gempa dangkal dengan segitiga sama sisi berukuran besar dan berukuran kecil.

Segitiga besar sama seperti gempa dalam yang memiliki jangkauan sebaran lebih luas.

Sementara segitiga kecil adalah gempa dangkal dengan jangkauan sebaran lebih sempit.

"Jika segitiga itu dibalik, maka segitiga yang kecil akan lebih kecil," kata dia.

Daryono pun mengatakan, gempa dengan hiposenter dalam yang melebihi 300 kilometer di bawah permukaan, merupakan fenomena sebagai alam yang menarik karena jarang terjadi.

"Gempa ini dirasakan dalam wilayah yang luas dari Bandung hingga Lombok. Hal ini disebakan hiposenternya yang dalam sehingga spektrum guncangan dirasakan dalam wilayah yang luas," jelas Daryono.

Ia juga menjelaskan Gempa Tuban sangat menarik untuk dikaji, karena Gempa Tuban menjadi bukti bahwa aktivitas subduksi Lempeng Indo-Asustralia di Kedalaman 500 km di bawa laut masih aktif.

Di bawah Laut Jawa, menurut Daryono, Lempeng Indo-Australia menunjam dan menukik curam hingga kedalaman lebih dari 600 kilometer.

Sementara itu Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman menjelaskan gempa terasa hingga Denpasar karena dipengaruhi kedalaman pusat gempa.

"Iya betul ini gempanya gempa dalam, jadi gempanya di 600 km lebih sehingga ini seperti senter (lampu). Senter itu bentuknya cahayanya dia kerucut ke belakang. Jadi semakin jauh semakin luas kan senter itu," kata Iman.

Gempa dirasakan di Madura, Malang, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima, Cilacap, Purworejo, Yogyakarta, Lumajang, Tuban, Trenggalek, Surabaya, hingga Bandung.

 

"Sampai dengan pukul 16.30 WIB tadi, kami baru mendengar satu laporan kerusakan bangunan di Bank Panin, keramik lantainya retak. Tidak parah, cuma retak biasa saja, kebetulan lokasi Bank Panin itu kan di Jalan Raya Pantura, dekat laut. Sementara yang lain belum ada," kata Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) BMKG Tuban, Zumrotul, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Sementara itu di Mataram, warga berhamburan keluar dari rumah dan pusat perbelanjaan serta perkantoran saat gempa Tuban terjadi.

"Gempa ini, kok panjang waktunya...keluar, keluar," kata Wudi, salah seorang warga Kota Mataram.

Hal yang sama dirasakan warga Yogyakarta.

Wijaya, warga Sleman mengaku merasakan gempa kendati hanya beberapa detik.

Sementara itu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY, Agus Riyanto membenarkan guncangan gempa dirasakan hingga Yogyakarta.

"Iya benar, ada yang melaporkan. Kami masukan kedalam laporan nasional, bahwa dirasakan juga di Yogyakarta," ucap dia.

Dari laporan masyarakat, guncangan gempa dirasakan dengan durasi pendek.

"Hanya sebentar, durasinya juga pendek. Laporan dari berbagai masyarakat seperti diayun," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Gloria Setyvani Putri, Imam Rosidin, Hamzah Arfah, Fitri Rachmawati, David Oliver Purba), Antara

https://regional.kompas.com/read/2019/09/20/10100001/fakta-lengkap-gempa-tuban-2-kali-di-laut-jawa-analogi-segitiga-hingga-terasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke