Salin Artikel

Diduga Terpapar Kabut Asap, Bayi 3 Hari di Riau Meninggal

Sebelum meninggal, bayi malang dari pasangan Evan Zebdrato dan Lismayani Zega mengalami sesak napas, batuk dan demam.

Bayi kemudian dibawa ke bidan untuk berobat. 

Sepulang dari berobat ke bidan, bayi yang belum diberi nama itu kembali demam.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.

Evan mengatakan, badan anaknya panas tinggi dan bibir menghitam. Dia dan istrinya sudah sangat cemas.

"Badannya panas sekali, bibirnya menghitam. Kami cemas sekali dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata Evan sata diwanwacarai wartawan di rumahnya, Kamis (19/9/2019).

Lantaran cemas kondisi kesehatan anaknya memburuk, Evan membawa bayinya ke rumah sakit.

Namun, dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Safira Pekanbaru, bayi malang itu meninggal dunia.


Bayi tetap dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa medis. Hasil pemeriksaan, korban terkena virus diduga karena asap.

Sejumlah keluarga tampak memakai masker duduk di samping jasad bayi yang sudah terbujur kaku. Sang ibu tak henti-hentinya menangis.

Sebagaimana diketahui, kabut asap dampak karhutla sudah lebih dari sepekan menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Kualitas udara sangat tidak sehat hingga berbahaya.

Dampak dari buruknya kualitas udara, sudah sangat banyak warga yang terpapar asap. Mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia.

Tak sedikit pula korban asap yang mengungsi ke posko pengungsian. Bahkan, semakin hari terus bertambah.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/19/15241591/diduga-terpapar-kabut-asap-bayi-3-hari-di-riau-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke