Salin Artikel

Miris, Sungai-sungai di Mojokerto Jadi Tempat Favorit Pembuangan Popok Bayi

Hal itu terungkap saat Tim Barigade Evakuasi Popok (BEP) Ecoton mengevakuasi ribuan popok bayi yang menumpuk di bawah jembatan aliran sungai tersebut di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (13/9/2019) lalu.

"Temuan kami kemarin seribu lebih," ungkap Koordinatir Ecoton Surabaya, Prigi Arisandi saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Kondisi itu sangat disayangkan, sebab menurut Arisandi, tumpukan popok bayi tersebut bisa mempengaruhi ekosistem kali Surabaya.

Selain bisa merusak ekosistem kali Surabaya, banyaknya volume sampah popok bayi di aliran sungai tersebut juga berbahaya bagi warga dan masyarakat di luar Mojokerto.

Daerah yang bisa berpotensi menerima dampak negatif, yakni warga Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

"Kita tahu dibawah Kali Surabaya itu ada saluran PDAM untuk wilayah Gresik, Surabaya dan Sidoarjo. Tentu ini sangat berbahaya karena popok bayi merupakan sampah residu yang tidak bisa didaur ulang," jelas Arisandi.

Dia mengungkapkan, puluhan aliran sungai di Mojokerto menjadi tempat favorit bagi masyarakat membuang sampah popok bayi.

Kurangnya tempat pembuangan sampah

Namun, lanjut Arisandi, ada tiga aliran sungai dengan tumpukan sampah popok bayi yang kondisinya cukup parah.

"Tiga yang kami nilai paling parah, pertama di wilayah Jetis, lalu di Mojosari dan di Kemlagi," katanya.

Menurut Arisandi, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak menjadikan sungai sebagai tempat membuang popok bayi, Pemerintah daerah perlu menyiapkan tempat khusus sebagai tempat pembuangan akhir.

"Ini yang kami sayangkan. Karena pemerintah tidak menyediakan tempat untuk pembuangan sampah khusus, sehingga masyarakat membuangnya ke sungai," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/17/09280831/miris-sungai-sungai-di-mojokerto-jadi-tempat-favorit-pembuangan-popok-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke