Salin Artikel

Habibie Pernah Kirim Beras 100 Ton ke Samarinda, untuk Apa?

Kepergiannya meninggalkan banyak kenangan di berbagai daerah termasuk di Samarinda, Kalimantan Timur.

Sejarawan lokal di Kaltim Muhammad Sarip mengatakan, Habibie berjasa saat Kota Samarinda mengalami banjir besar pada 31 Juli hingga 3 Agustus 1998.

Kala itu, banjir yang melanda Ibu Kota Kaltim tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah di Kaltim.

Saat itu, luas permukiman yang tenggelam mencapai 2.084 hektare dengan kedalaman antara 30 sentimeter hingga 3 meter.

Korban terdampak banjir saat itu lebih dari 100.000 jiwa.

Habibie kemudian mengutus dua pembantunya yakni Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Haryono Suyono dan Menteri Sosial Justika Baharsjah untuk meninjau lokasi banjir di Samarinda.

Kedua menteri itu tiba di Samarinda pada 5 Agustus 1998, setelah perjalanan darat dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Samarinda.

Menurut Sarip, mereka berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Daerah Kota Samarinda.

Sarip mengatakan, saat itu Presiden Habibie menyalurkan bantuan 100 ton beras dan lauk-pauk kepada warga terdampak banjir.

"Peristiwa ini mengondisikan Presiden Habibie harus memperhatikan Kaltim secara khusus," ujar Sarip, saat ditemui di Samarinda, Kamis (12/9/2019).

Alasan Habibie tidak turun langsung ke Samarinda, menurut Sarip, karena saat itu kondisi politik nasional sedang tidak kondusif.

Negara dalam kondisi terpuruk pasca kerusuhan besar di banyak kota pada dua bulan sebelumnya. 

Selain itu, ada tuntutan lanjutan reformasi untuk mengadili Soeharto.

Adapun, dua menteri utusan Habibie tidak mendarat langsung di Bandara Temindung Samarinda, karena lapangan parkir pesawat terendam banjir.

Empat pesawat yang parkir di Bandara turut tenggelam.

"Kala itu Presiden Habibie menyampaikan pernyataan prihatin atas bencana banjir di Samarinda," kata Sarip.

Habibie juga menginstruksikan kepada semua pemerintah daerah dan instansi terkait agar mewaspadai bahaya banjir yang bisa datang lebih cepat.

Habibie menjabat Presiden setelah menggantikan Presiden Soeharto.

Di tengah situasi krisis nasional, dia dianggap hanya sebagai presiden transisi. Tidak banyak kegiatan seremonial yang bisa dilakukan Habibie dalam 17 bulan masa jabatan.

Menurut Sarip, wajar apabila tidak ada agenda kunjungan Presiden Habibie ke Kalimantan Timur pada saat itu.

Habibie menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September 2019.

Habibie akhirnya meninggal dunia karena sakit.

Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, tepatnya di samping makam almarhumah istrinya, Hasri Ainun.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/12/15252661/habibie-pernah-kirim-beras-100-ton-ke-samarinda-untuk-apa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke