Salin Artikel

Melihat Tradisi Pekandeana Ana-ana Maelu, Memuliakan Anak Yatim Piatu di Baubau

Tradisi ini sering dilakukan warga kota Baubau untuk memperingati 10 muharam.

“Kita meminta keselamatan anak-anak yatim piatu, agar mereka itu benar-benar tindak lanjut kehidupannya mereka tidak lagi menderita,” kata seorang tokoh masyarakat Kota Baubau, La Ode Kariu, Selasa (10/9/2019).    

Tradisi pekandeana ana-ana maelu mulai dilakukan masyarakat Buton sejak masuk dan menyebarnya agama Islam di Kesultanan Buton pada tahun 1500. 

Tradisi ini dimulai dari beberapa anak kecil tanpa mengenakan baju, dimandikan satu persatu oleh beberapa wanita separuh baya yang menggunakan baju adat Buton. 

Usai dimandikan, anak-anak usia sekitar tujuh tahun ini kemudian memasuki rumah yang tidak terlalu besar, kemudian duduk bersila.

Satu per satu anak-anak kecil tersebut kemudian maju dan duduk di depan tokoh adat yang juga duduk bersila. 


Dua wanita yang mengenakan baju adat Buton kemudian mengambil menu makanan lalu menyuap beberapa kali ke anak kecil tersebut. 

Usai menyuapkan nasi, wanita itu membelai kepala anak kecil dengan penuh kasih saying. 

“Ritual pelaksanaan ini seolah-olah kita memuliakan mereka (anak yatim piatu), dan kita usap ubun-ubunya agar kita doakan mereka ini berumur panjang,” ujar La Ode Kariu.

Tradisi pekandeana ana-ana maelu tidak saja dilakukan warga biasa. Wali Kota Baubau AS Thamrin juga melaksanakan tradisi ini di rumah dinas wali kota. 

“Ini bernilai ibadah, kita harapkan agar ini menyentuh secara hakekat, menyentuh hati kita, bagaimana perasaan mereka hidup tanpa orangtua,” ucap AS Thamrin.

Ia menjelaskan, tradisi ini mempunyai hikmah dan sesuai dengan ajaran Islam untuk selalu memperhatikan anak yatim piatu. 

https://regional.kompas.com/read/2019/09/12/06300051/melihat-tradisi-pekandeana-ana-ana-maelu-memuliakan-anak-yatim-piatu-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke