Salin Artikel

Kisah Kantin Legendaris Kansas Unhas, Warung Makan Calon Jaksa hingga Pengacara

Kantin ini memang terletak di dalam Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Namun, mayoritas yang mendatangi kantin berasal dari berbagai fakultas di Unhas.

Mahasiswa dari Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik serta Fakultas Ekonomi lebih sering menghabiskan waktunya pada jam makan siang di tempat ini.

Bangunan Kansas yang baru saja direnovasi itu diresmikan tahun 2006. Namun jauh sebelum diresmikan, empat pedagang sudah berjualan di tempat ini.

Salah satunya Wiwin, penjual minuman ringan memulai berdagang di tahun 1994. Kala itu tempatnya berjualan dinamakan Kedai Lobe-Lobe.

Saat ditemui Kompas.com , Kamis (22/8/2019) lalu, lelaki paruh baya yang masih terlihat segar itu mengatakan, telah memulai usahanya saat ia nongkrong dengan mahasiswa Fakultas Hukum Unhas.

Saat itu, tercetus dalam benaknya untuk menjual minuman dingin berupa es kopi kepada mahasiswa yang hobi nongkrong di jaman orba.

Nama Lobe-Lobe sendiri muncul di kepalanya setelah melihat mahasiswa hukum yang nongkrong di bawah pohon Rukam.

Kala itu, Wiwin yang berjualann di bawah pohon Rukam (dikenal di Sulsel dengan nama Lobe-lobe) langsung memilih nama itu.

Nama ini pun menjadi terkenal dari mulut ke mulut dan menjadi persinggahan tetap mahasiswa.

"Dulu saya empat orang di sini, tapi tempat ini pernah diistirahatkan 2006 baru aktif lagi. Yang tiga pedagang yang saya temani sekarang pindah tempat," kata Wiwin.

Wiwin menceritakan, sewaktu berjualan pertama kali, bangunan Kansas belum berlantai tegel seperti sekarang.

Harga es kopinya pun terbilang murah hanya Rp 1.000 kala itu.

"Sekarang yang sering minum di sini kerja di Kejaksaan," ujarnya.

Wiwin mengatakan, sebelum tahun 2006 ia sempat vakum di Kansas. Kedainya sangat ramai saat memasuki masa semester awal. Omzet perharinya saat ini sekitar Rp 700.000 hingga Rp 800.000.

Kedai Wiwin juga menjadi saksi para aktivis di Unhas yang bermunculan saat aksi 98 memuncak di seluruh Indonesia untuk mengakhiri masa orde baru pimpinan Soeharto.

Wiwin juga seringkali mendengar bagaimana para mahasiswa sastra bergelut dengan obrolan sajak dan syair. Sajak-sajak itu melekat di telinganya.

"Rata-rata aktivis hukum, sospol, dan sastra. Bahkan saat kacau-kacaunya dulu sempat tutup satu minggu," ujarnya.

Terlepas dari dagangannya yang laris di era serba teknologi ini, Wiwin masih mengenang sekitar 50 mahasiswa hukum yang sering nongkrong di bawah pohon Lobe-lobe dekat kedainya.

Menurutnya, para mahasiswa tersebut berjasa di awal-awal usahanya hingga laris seperti sekarang.

"Anak Lobe-lobe yang sekitar 50an itu sekarang sudah sukses. Ada jadi Bu jaksa, pengacara, dan masih sering ke sini," kata Wiwin.

Di kedai Lobe-lobe, musik dari speaker yang dihadirkan Wiwin pun menghibur mahasiswa yang nongkrong.

Dari balik speaker tersebut, lagu-lagu Iwan Fals selalu jadi ciri khas kedai ini.

Selain Kedai Lobe-Lobe, di Kansas ada lebih dari 20 pedagang makanan yang berjualan.

Beberapa makanan cepat saji seperti burger ataupun sosis goreng juga bisa didapat di tempat ini. Harganya terbilang murah berkisar Rp 7,000 hingga Rp 15.000.

Namun para pedagang yang berjualan di Kansas masih terbilang baru tak ada yang selama Wiwin.

Sejak diresmikan kembali pada tahun 2006, hanya ada sekitar empat pedagang yang bertahan hingga kini.

Suliati dan Nuraina dua pedagang yang memulai usahanya di Kansas. Suliati adalah pedagang yang menjual rokok dan minuman dingin. Sementara Nuraina salah satu pedagang gado-gado dan nasi campur di Kansas.

Harga yang dipatok pun cukup murah mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 12.000. Sejak awal dibuka dagangannya juga menjadi laris.

Per hari pun ia mendapatkan omzet rata-rata Rp 300.000 hingga 400.000.

"Banyak alumni yang datang ke sini dan masih kenal. Kalau di sini dari mana-mana makan, banyak dari hukum, kedokteran karena makanannya beragam," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/10/11000001/kisah-kantin-legendaris-kansas-unhas-warung-makan-calon-jaksa-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke