Salin Artikel

TKW Carmi yang Hilang Kontak 24 Tahun Ditemukan, Keluarga Sujud Syukur

CIREBON, KOMPAS.com – Wajah murung Ilyas (85) dan Warniah (75) selama 24 tahun sirna. Air mata kesedihan pun kini berganti dengan rasa haru dan bangga.

Putri pertamanya, Carmi (48), tenaga kerja wanita (TKW) yang kerja di Riyadh selama 31 tahun, kini telah ditemukan. Dalam waktu dekat, Carmi akan dipulangkan ke tanah kelahirannya.

Kedua pasangan suami istri ini meluapkan kebahagiaan tersebut dengan sujud syukur di rumahnya, di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

Mereka tak henti menangisi kabar kebahagiaan yang telah lama dinanti, yakni kepulangan putri pertamanya.

Tak hanya kedua orangtuanya, kabar bahagia itu juga membuat paman Carmi, Sofiyudin (48), serta Eti adik kandungnya, turut serta meluapkan kebahagiaan dengan sujud syukur. Mereka sangat bahagia mendengar kabar Carmi telah ditemukan.

Sofiyudin, paman Carmi bercerita, kabar kebahagiaan itu langsung dia dengar dari petugas KBRI Riyadh, Sadullah.

Pada Senin (5/8/2019) lalu, Sadullah mengabarkan, rumah majikan Carmi sudah ditemukan. Namun, Sadullah tidak dapat langsung menjemput dan memulangkan Carmi ke Indonesia.

“Sadullah dan petugas KBRI butuh waktu untuk melakukan pendekatan dengan majikan Carmi. Sehingga, tidak bisa langsung dijemput dan dibawa pulang,” kata Sofiyudin, kepada Kompas.com, Senin (2/9/2019).

Namun, Carmi harus menjalani masa pemulihan sebelum dipulangkan ke tanah air.

Tak lama tiba di KBRI, Sadullah langsung melakukan video call untuk Carmi dan keluarga.

Seluruh keluarga, kata Sofi, menangis terharu. Keluarga tidak menyangka bahwa yang diajak berkomunikasi adalah Carmi yang sudah 31 tahun tidak pernah bertemu.

“Senang campur haru, ya nangis juga. Nangis semua. Ya namanya bisa dikatakan, kami sudah putus asa. Sekeluarga ikut video call. Kumpul semua,” kata Sofiyudin, mengingat momen pertama kali melihat wajah keponakannya.

Ilyas menyebut, masih mengenali betul wajah anaknya, tidak seperti Carmi yang sudah lupa semua wajah keluarga.

Carmi hanya mengingat satu persatu nama keluarganya. Carmi juga tidak bisa berbahasa Indonesia apalagi Cirebon. Sadullah yang menjadi perantara.

Untuk meyakinkan, Ilyas meminta Sadullah memperlihatkan jari manis kaki kiri milik Carmi. Ada tanda lahir Carmi yang sama persis seperti Eti, adik kandung Carmi.

“Baka beli percaya, sikile todokaken. Ditodokakek iya bener. Pada gemuyu kabeh. Iya ana lima jerijie, tapi sijie cilik. Tanda lahire kue. Pada bae ning kene, ning eti. (Kalau tidak percaya tunjukan kakinya. Setelah ditunjukan benar. Pada tertawa semua. Iya, jari jemarinya ada lima, tapi satunya pendek. Tanda lahirnya Carmi. Sama seperti di sini, sama Eti),” kata Ilyas, yang sulit berbahasa Indonesia kepada Kompas.com.

Ilyas berharap, Carmi dapat segera dipulangkan ke tanah air. Dia mengucapkan terima kasih banyak pada Pemerintah Indonesia dan semua pihak yang sudah membantu menemukan dan membawa pulang Carmi.

Sebelumnya diberitakan, anak pertama Ilyas dan Warniah, berangkat menjadi TKW sebagai pembantu rumah tangga pada tahun 1988 atau 31 tahun lalu.

Saat itu, Carmi baru saja lulus sekolah tingkat sekolah dasar dengan usia sekitar 13 tahun. Namun, untuk persyaratan, usianya dituakan.

Ilyas dan Warniah berulang kali melarang Carmi pergi merantau, dan memintanya tetap di Cirebon.

Namun, banyaknya orang yang pergi ke Arab Saudi dan sukses membuat Carmi tergiur.

Dia memilih kerja untuk membantu ekonomi kedua orangtuanya sebagai buruh tambak garam. Dia juga ingin membantu biaya adik-adiknya bersekolah.

Sofiyudin, paman Carmi menyebut, pihak keluarga masih dapat berkomunikasi hanya melalui surat menyurat.

Itupun dilakukan dengan sangat jarang. Carmi juga tidak pernah sekalipun mengirimkan uang.

Dia hilang kontak hingga keluarga mendatangi BNP2TKI dan KBRI di tahun 1995 silam. Itu adalah telepon terakhir hingga hari ini atau selama 24 tahun.

KBRI Riyadh melalui akun instagramnya @kbri_riyadh, mengunggah tiga buah foto Carmi. 

“Alhamdulillah, atas upaya intensif KBRI Riyadh, pada bulan Agustus 2019 kebedaraan Carmi terlacak di desa Al Amar, Propinsi Gaseem yang berjarak sekitar 400km dari Riyadh. Tim perlindungan Warga KBRI Riyadh segera bergerak menuju lokasi dan didapati kondisi Carmi dalam kondisi fisik yang baik dan selama 31 tahun bekerja pada majikan yang sama,” tulisan paragraf kedua akun tersebut.

Di akhir unggahan tersebut, @KBRI_Riyadh menulis, mereka akan berunding dengan majikannya untuk meminta gaji Carmi yang belum dibayarkan selama 31 tahun.

KBRI Riyadh akan memulangkan Carmi ke Indonesia segera setelah semua hak-haknya telah dipenuhi oleh majikan. 

https://regional.kompas.com/read/2019/09/04/09010781/tkw-carmi-yang-hilang-kontak-24-tahun-ditemukan-keluarga-sujud-syukur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke