Salin Artikel

Kisah Anggota DPRD Jabar Berusia 22 Tahun, Modal Patungan hingga Stigma Partai Orang Tua

Pemuda ini bernama lengkap Reynaldy Putra Andita Budi Raemi.

Dia merupakan salah satu kader muda Partai Golkar yang kini resmi dilantik sebagai anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024.

Ia pun didapuk sebagai anggota DPRD Jabar termuda periode saat ini. S

Sebelumnya, ia kuliah di Universitas Padjadjaran mengambil D3 jurusan Administrasi Pemerintahan. Saat ini, ia tengah menyelesaikan skripsi S1 untuk jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Ahmad Yani.

Rey, begitu ia disapa, lahir di Jakarta 30 Oktober 1996. Ia anak ketiga dari lima bersaudara hasil pasangan Elita Budiyati dan Budi Hendratno.

Elita merupakan mantan pegawai negeri di Subang, yang kini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Subang.

Sementara Budi adalah anggota kepolisian berpangkat AKP di Polda Jabar yang kini menjabat sebagai Kepala Unit II Sabhara.

Rey maju di daerah pemilihan (Dapil) XI Sumedang, Majalengka, Subang. Ia berhasil meraih satu kursi DPRD Jabar setelah meraih 55.217 suara.

Rey berkisah soal awal dirinya tertarik dengan dunia politik.

Sejak kecil, kata Rey, ia sudah kepincut dengan hal berbau politik. Bahkan, ia sering ikut-ikutan kampanye.

Hasrat itu ia lampiaskan sewaktu duduk di bangku kuliah. Ia aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan kepemudaan.

"Mungkin sudah bawaan kecil. Saya dari SD tertarik politik, saya sering ikut kampanye. Makanya masuk kuliah saya banyak ikut organisasi internal kampus. Di kampus nyalonin ketua BEM dan lainnya," ujar Rey kepada Kompas.com, Selasa (3/9/2019).

Pada 2015 atau di usia 19 tahun, Rey bergabung dengan Partai Golkar. Ia langsung diberi posisi sebagai wakil bendahara di DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang.

Kiprah politiknya terus menanjak setelah ia dipercayai masuk DPD Partai Golkar Provinsi Jabar. Baru masuk, ia sudah menempati posisi Wakil Sekretaris Jenderal bidang organisasi, pendidikan, dan tenaga kerja.

Partai orang tua

Kiprah politik Rey tak lepas dari campur tangan Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Dedi Mulyadi.

Rey menyebut, Dedi yang memberinya tiket untuk maju di Pileg 2019 tingkat Provinsi Jabar.

Ia pun terkejut dengan keputusan tersebut. Sebab, saat itu ia hanya ingin maju untuk pemilihan DPRD Kabupaten Subang.

"Momentumnya kemarin waktu beres Pilkada serentak 2018. Saya enggak nyangka, tadinya saya ingin nyalon tapi hanya percaya diri di tingkat kabupaten. Sampai akhirnya Pak Dedi ngasih tiket. Ya sudah jalani," kata Rey.

Ada satu wejangan yang diberikan Dedi Mulyadi kepada Rey, saat penetapan caleg terpilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Cuma satu pesannya 'sing nyaah ka rakyat alit' (harus menyayangi rakyat kecil), itu sangat menggerakan hati kita," ujar Rey.

Rey menuturkan, pada Pileg 2019, Golkar memang banyak menerjunkan politisi muda.

Kehadiran politisi muda, kata Rey, untuk mengubah stigma Golkar sebagai partai orang tua.

"Pak Dedi ingin menghilangkan stigma Golkar sebagai partai orang tua. Pak Dedi ingin regenarasi yang baik. Hampir di setiap Dapil anak muda dikasih tiket," ucapnya.

Modal patungan

Rey menyadari bahwa ongkos politik untuk Pileg 2019 tak sedikit.

Untuk itu, ia mengaku bertandem dengan calon legislatif untuk DPR RI guna memangkas biaya kampanye.

Bahkan, Rey mengaku tiap baliho yang ia pasang merupakan hasil patungan dengan dua calon legislatif lainnya.

"Enggak besar biayanya, karena saya itu paket. Jadi saya tandem dengan calon se-dapil untuk pemilihan tingkat DPRD Subang dan DPR RI. Untuk keperluan apapun jadi kita bagi tiga. Misalnya pasang baliho, fotonya ada tiga, lumayan memangkas cost," kata dia.

Selama kampanye, Rey mengaku lebih banyak melakukan teknik door to door atau menemui langsung masyarakat. Menurut dia, hal itu lebih efektif untuk mengikat hati masyarakat.

Ia pun kini berharap bisa menjadi anggota Komisi V DPRD Jabar yang fokus mengurusi bidang olahraga, pendidikan, budaya dan kesehatan.

Dengan usia yang sangat muda, Rey mulai belajar membagi waktu dengan profesinya sekarang sebagai wakil rakyat.

"Bagi waktunya saya kan kuliah malam hari Senin dan Selasa. Sekarang tinggal nyusun jadi tidak terlalu padat. Kalau waktu untuk main dan nongkrong, saya kira sudah cukup saat kuliah dulu. Saya sudah mulai serius, saya harus serius jalani amanat ini," kata Rey.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/03/12122091/kisah-anggota-dprd-jabar-berusia-22-tahun-modal-patungan-hingga-stigma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke