Salin Artikel

Ketika Sesal Terucap dari Istri yang Bakar Jasad Suami dan Anak karena Utang Miliaran

KOMPAS.com — AK (45), istri yang membakar jasad suami dan anak tirinya sendiri, yaitu Edi Candra Purnama (54) dan Mohammad Adi Pradana (23), di dalam mobil akhirnya mengaku menyesal. 

"Saya menyesal," katanya seperti dikutip dari Kompas TV, Jumat (30/8/2019). 

Berdasar penyelidikan polisi, AK mengalami frustrasi gara-gara terlilit utang hingga Rp 10 miliar. Lalu AK diduga sakit hati terhadap suaminya, Edi, yang menolak permintaan dirinya untuk menjual rumah agar bisa melunasi utangnya. AK pun jadi gelap mata. 

Setelah itu, nalar masyarakat seakan terenyak ketika AK nekat melampiaskan amarahnya dengan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa sang suami dan anak tirinya. 

Menurut dosen psikologi di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Laelatus Syifa SA, MPsi, tekanan ekonomi yang berlarut-larut sangat dimungkinkan memicu tindakan agresif seseorang.

"Tentu saja permasalahan finansial yang tidak kunjung selesai bisa menyebabkan tekanan psikologis berkepanjangan, yang membuat satu sama lain menjadi lebih sensitif, mudah sakit hati, dan mudah memicu ke tindakan agresif," kata Laelatus kepada Kompas.com, Kamis (29/8/2019).

Diberitakan sebelumnya, di hadapan polisi AK mengaku sakit hati karena sempat diancam oleh Edi ketika meminta izin untuk menjual rumah.

"Istri ini berinisial Aulia mempunyai utang. Kemudian dia ingin menjual rumahnya. Tapi suami ini (Edi) mempunyai anak jadinya tidak setuju dan dia mengatakan kalau menjual rumah ini, 'kamu (AK) akan saya bunuh'," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Selasa (27/8/2019).

Sementara itu, setelah pembunuh bayaran mengeksekusi Edi dan Adi, AK bersama KV lalu membakar kedua jasad tersebut di sebuah mobil di daerah Cidahui, Sukabumi, untuk menghilangkan jejak. 

KV, anak kandung AK, diketahui mengalami luka bakar saat membakar ayah dan saudara tirinya tersebut.

Sementara itu, polisi telah membeberkan bahwa asal muasal AK terlilit utang ialah saat usaha restorannya bangkrut. Utang pun semakin menumpuk ketika AK diketahui juga bermain kartu kredit atau GC tunai.

"Dia mau usaha restoran tapi gagal, sedangkan AK ini banyak bermain di kartu kredit atau GC tunai. Karena itu dia mengalami kebangkrutan," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi di Mapolda Jabar, Jumat (30/8/2019).

Selain itu, kurangnya komunikasi positif dengan keluarga dalam masalah yang dihadapi AK diduga menjadi pemicu sakit hati AK yang berujung aksi pembunuhan sadis.

"Namun, tetap saja bahwa tindakan pembunuhan pasangan biasanya dimulai dari kekerasan (entah siapa yang mulai) bisa berupa kekerasan psikologis maupun fisik, sifatnya bisa timbal balik atau salah satunya," kata Laelatus.

Sementara itu, dalam penyelidikan kasus AK itu terungkap banyak fakta yang membuat banyak orang mengernyitkan dahi dan bertanya, mengapa AK tega melakukan itu?

"Cinta itu energi, energi itu tidak musnah, tapi bisa berubah dalam bentuk arah yang lain misal kebencian, dengan tenaga yang sama-sama besar, dulu mungkin saling mencintai, energinya digunakan saling melindungi. Namun, seiring berjalannya waktu dan situasi, energi bisa berubah menjadi kebencian untuk menghancurkan," ujar Laelatus.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/31/15460081/ketika-sesal-terucap-dari-istri-yang-bakar-jasad-suami-dan-anak-karena-utang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke