Salin Artikel

Ini 7 Fakta Baru Tragedi KM Mina Sejati di Laut Aru, 21 Orang Masih Hilang hingga Siapkan Penyelam

KOMPAS.com - Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih mencari 23 anak buah kapal (ABK) korban tragedi KM Mina Sejati di Laut Aru, Maluku, pada hari 17 Agustus 2019 lalu.

Sementara itu, polisi juga terus bekerja untuk mengungkap fakta dalam kasus pembantaian yang diduga dipicu masalah sepele, yaitu memancing cumi di kapal. 

Diberitakan sebelumnya, dua jasad ABK ditemukan petugas di lokasi sekitar tenggelamnya KM Mina Sejati. 

“Saat tiba pada pukul 23.00 WIT, saya langsung membawa kedua jasad ABK itu ke rumah Sakit Cenderawih Dobo untuk divisum,”kata Adolof kepada Kompas.com via telepon selulernya, Senin (26/8/2019) malam.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Seperti diketahui, dari total 36 ABK dan nakhoda di atas kapal tersebut, 13 orang memilih melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.

Dari jumlah 13 ABK yang melompat itu dua di antaranya ditemukan tewas dengan luka bacok, sedangkan 11 lainnya selamat. Adapun, 23 ABK lainnya dinyatakan hilang.

“Hari ini Tim SAR Pos Tual dan KPLP Tual telah bergerak menuju lokasi pencarian di laut Aru dengan menggunakan Kapal KNP 364 milik KPLP Danar Dobo,” kata Kepala Basarnas Ambon, Muslimin kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2019).

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengatakan, kedua jasad ABK KM Mina Sejati itu dibawa ke Rumah Sakit Cenderawasih Dobo untuk menjalani visum, guna mengetahui penyebab kematian kedua korban.

“Saat tiba pada pukul 23.00 WIT, saya langsung membawa kedua jasad ABK itu ke rumah Sakit Cenderawih Dobo untuk divisum,” kata Adolof kepada Kompas.com via telepon selulernya, Senin (26/8/2019) malam.

Muslimin mengatakan, pada Senin (26/8/2019), kemarin personel Polres Kepulauan Aru dan TNI AL kembali menemukan dua jenazah laki-laki di sekitar lokasi tenggelamnya KM Mina Sejati.

Keduanya jasad itu dipastikan merupakan ABK korban pembantaian. Sehingga, masih 18 ABK dan tiga pelaku pembantaian yang belum ditemukan keberadaannya.

“Besok tim akan kembali dikerahkan ke lokasi pencarian dengan KN Bharata,” kata Kepala Basarnas Ambon Muslimin kepada Kompas.com, Rabu.

Kondisi tersebut memaksa Tim SAR menunda operasi penyelamatan ABK Km Mina Sejati hingga cuaca kembali bersahabat. 

“Tim kembali setelah dihantam gelombang tinggi 3-4 meter di Laut Kei, jadi kita tidak lanjut lagi ke lokasi pencarian karena cuaca buruk dan gelombang yang sangat tinggi,” kata Muslimin kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2019).

Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih fokus untuk mencari di sekitar lokasi tempat kapal tersebut tenggelam.

Sejauh ini, tim gabungan dari Polairud Polda Maluku, Brimob, dan TNI Angkatan Laut dari Pangkalan TNI AL Aru sementara masih berada di lokasi pencarian.

Adapun tim SAR Pos Tual yang sebelumnya gagal menuju lokasi pencarian, karena terhalang gelombang tinggi pada Rabu dini hari tadi, akan kembali diberangkatkan menuju Laut Aru.

“Rencana kami mau melakukan penyelaman untuk mencari korban bersama dengan tim dari Kementerian Kelautan itu,” kata Muslimin.

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengatakan, pesawat yang dikirim KKP untuk membantu operasi pencarian ABK KM Mina Sejati itu rencananya akan tiba di Tual hari ini, Rabu (28/8/2019).

“Saat ini kita lagi menunggu pesawat yang dikirim dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, dari Ibu Susi. Hari ini sudah tiba di Tual,” kata Adolof saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon selulernya, Rabu.

Adolof mengatakan, setibanya hari ini pesawat tersebut selanjutnya akan mulai bergerak untuk membantu proses pencarian lewat udara pada Kamis besok. Menurutnya, pesawat itu akan mengangkut tim gabungan dalam misi pencarian lewat pemantauan udara.

Seperti diketahui, KM Mina Sejati sempat dilaporkan mengalami kebocoran di bagian kamar mesin dan juga lambung kapal sebelum akhirnya karam usai aksi pembantaian terjadi.

Sementara itu, perwakilan pemilik KM Mina Sejati di Dobo, Koko Rianto, mengatakan, kapal itu tenggelam bukan karena mengalami kebocoran, tetapi diduga karena penyebab lainnya.

“Bukan bocor. Kemungkinan dia punya keran laut itu lupa ditutup,” kata Koko Rianto saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu malam.

Sumber: KOMPAS.com (Rahmat Rahman Patty)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/29/05300081/ini-7-fakta-baru-tragedi-km-mina-sejati-di-laut-aru-21-orang-masih-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke