Salin Artikel

Gempa Bogor, 25 Rumah Rusak, 200 Warga Mengungsi

Puluhan rumah yang terdampak gempa tersebar di lima kampung yang masing-masing berada di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat.

Kepala Desa Malasari Sukandar mengatakan, dari assessment sementara ada 25 rumah rusak disebabkan rentetan gempa yang terjadi di Bogor.

Gempa dengan kedalaman 5 kilometer siang tadi membuat beragam kerusakan pada rumah warga, mulai dari dinding retak, lantai hingga atap terancam roboh.

"Kalau yang rusak itu data terakhir assessment kita dengan BPBD itu memang di angka 25 rumah dengan sebarannya di lima kampung di Desa Malasari," katanya kepada Kompas.com, Jumat.

Sukandar menyebut, sedikitnya ada 12 kali aktivitas gempa dengan berbagai variasi magnitudo dirasakan warga Malasari sejak awal Agustus.


Rentetan aktivitas gempa darat ini mulanya berpusat di Kabupaten Sukabumi sampai ke Kabupaten Bogor yang membuat warga Malasari, Bogor panik.

Tiap kali diguncang gempa, warga yang tinggal di barat daya kaki Gunung Salak berhamburan ke area terbuka untuk menyelamatkan diri.

Hingga Jumat siang tadi, puluhan warga memilih shalat Jumat di luar masjid untuk menghindari gempa susulan.

"Awalnya di Sukabumi itu beberapa hari lalu (gempa) dan enggak begitu besar banget, cuma memang sering. Sehari bahkan bisa sampai 9 dan 12 kali tapi sebentar, tiap kali ada guncangan pasti warga berhamburan," ungkapnya.

"Untuk terakhir ini tadi pukul 11.00. Itu satu kali saja tapi karena guncangannya lumayan maka warga kita ini lari dan terpaksa sholat di halaman terbuka," sambung dia.

Tak hanya itu, kurang lebih 200 jiwa hingga kini masih mengungsi di tenda darurat yang didirikan BPBD maupun masyarakat setempat.


Tidak hanya warga yang rumahnya rusak berat saja yang tidur di tenda darurat, warga yang rumahnya rusak ringan atau tidak mengalami kerusakan belum berani tidur di dalam rumah.

"Kesiapsiagaannya meninggalkan rumah karena lebih khawatir panik dan lebih baik memang kita suruh tinggal di luar (tenda) dibanding di dalam rumah," terangnya.

Sukandar berharap agar Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) bisa memberi kejelasan dan solusi karena apa yang dirasakan warga tentu akan terus menambah keresahan dan kepanikan.

"Kita serba salah, kita sarankan untuk diam di rumah resikonya besar suruh ke tenda prihatin juga apalagi sekarang ada hujan. Ini kan kita perlu BMKG lah memberi kejelasan kan kita jadi gimana yang akhirnya cuman bisa menenangkan warga dan ditempatkan di posko darurat kalau ada guncangan," jelasnya.

Sejauh ini, pihaknya bersama unsur TNI-Polri dan BPBD sudah melakukan penanganan dan bantuan di wilayah yang terdampak gempa dengan sedikitnya ada 14 unit tenda.

Sebelumnya diberitakan, Bogor, Jawa Barat diguncang gempa bumi Jumat (23/8/2019) sekitar pukul 11.10 WIB.

Menurut informasi yang diunggah @InfoHumasBMKG, gempa tersebut berkekuatan 4 magnitudo dengan kedalaman 5 kilometer.

"Pusat gempa berada di darat 101 kilometer barat daya Kabupaten Bogor," isi informasi dari akun Twitter resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/23/21184121/gempa-bogor-25-rumah-rusak-200-warga-mengungsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke