Salin Artikel

5 Fakta Bencana Karhutla, PT SSS Jadi Tersangka hingga Asap Selimuti Upacara HUT Riau

KOMPAS.com - Polisi akhirnya menetapkan satu perusahaan perkebunan kelapa sawit sebagai tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo saat menggelar konferensi pers langsung di lokasi karhutla di Jalan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (9/8/2019).

Sementara itu, dua mahasiswa bernama Syafrul dan Juni dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau, diusir Kapoldar Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo.

Saat itu, Kapolda mengusir kedua mahasiswa itu karena menggelar poster bertuliskan "Kapolda Jangan Lagi Kongkow dengan Koorporasi, Cabut Izin Pembuka Lahan dan Korporasi Ilegal, Kita Harus Jaga Bumi Riau".

Berikut ini fakta terbaru karhutla di Riau:

Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo mengatakan, PT SSS telah cukup bukti untuk menjadi tersangka kasus kebakaran lahan dan hutan di Riau.

"Polda Riau telah menetapkan tersangka PT SSS, perusahaan kebun sawit, yang berlokasi di wilayah Kabupaten Pelalawan," ungkap Widodo pada wartawan.

Penetapan korporasi sebagai tersangka, lanjut dia, dilakukan setelah penyelidikan oleh penyidik Polres Pelalawan dan didukung Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Riau.

"Setelah cukup alat bukti dan keterangan ahli, kita tingkatkan ke tahap penyidikan. Dan ini sedang berproses. Direksi PT SSS sudah dilakukan pemeriksaan," kata Widodo.

Kapolda Riau jelaskan, perusahaan swasta tersebut lalai dalam menjaga lahannya dari kebakaran. Sehingga lahan gambut di areal perusahaan tersebut terbakar.

"Luas lahan perusahaan yang terbakar 150 hektare. Mereka (perusahaan) lalai dalam mengelola hutan lahannya, sehingga timbul kebakaran," kata Widodo.
Lalu, Widodo menegaskan, Polri tidak bisa ditekan atau diintervensi oleh siapa pun dalam upaya menindak tegas pelaku karhutla.

"Polri dalam hal ini Polda Riau tidak bisa ditekan oleh siapa pun. Tidak bisa didikte oleh pihak manapun untuk menunjukkan ahli itu, anu, sana, sini, tidak. Kita disini kerja profesional. Masyarakat boleh menuntut, Pak (perusahaan) ini, itu. Tetapi kita lakukan penyelidikan, kita menetapkan PT SSS ini sebagai tersangka, sudah melalui tahapan-tahapan penyidikan dan menyertakan ahli di dalamnya," terang Widodo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan bahwa sebagian besar tersangka ditangani oleh Polda Riau, Sumatera.

"Semuanya sudah ditangani, ada 23 sudah ditangani. Ada yang dari Polres Siak, sebagian besar tersangka dari Polda Riau," ujar Dedi mengatakan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).

Menurut Dedi, para pelaku melakukan aksinya secara individu. Namun, polisi juga mendalami kemungkinan keterlibatan korporasi dalam kasus tersebut. Dari hasil pemeriksaan, para pelaku melakukan pembakaran tersebut untuk membuka lahan baru.

"Bakar lahan untuk membuka lahan baru, itu adalah hal-hal yang sifatnya tradisional, yang sifatnya kita ingatkan terus," katanya.

Syafrul dan Juni, mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau, menggela poster bertuliskan "Kapolda Jangan Lagi Kongkow dengan Koorporasi, Cabut Izin Pembuka Lahan dan Korporasi Ilegal, Kita Harus Jaga Bumi Riau".

Saat itu, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo sedang menyampaikan pidato.

Rapat itu juga dihadiri Gubernur Riau Syamsuar yang bertindak selaku Komandan Satgas Karhutla Riau. Mahasiswa pun berteriak "hidup mahasiswa...".

Mendengar hal itu, Kapolda Riau langsung menghentikan pidatonya.

"Tolong hormati saya. Keluar atau saya akan ambil tindakan represif," kata Widodo.

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 tahun 2019 Provinsi Riau pun digelar di tengah kabut asap di halaman kantor Gubernur Riau di Pekanbaru, Jumat (9/8/2019).

Pada HUT kali ini, pemerintah mengusung tema "Riau Hijau Bermartabat". Tapi, sebaliknya kabut asap karhutla justru menyelimuti peserta upacara.
Tampak ratusan peserta upacara terpaksa mengenakan masker, karena kabut asap cukup pekat pagi itu.

Upacara juga diikuti oleh Gubernur Riau Syamsuar dan Wakilnya Edy Natar Nasution, bersama jajaran pemerintah provinsi dan Kota Pekanbaru.

Dalam pidatonya, Syamsuar menyinggung masalah keseimbangan alam dan lingkungan.

"Agar kita tidak salah haluan dan tujuan, termasuk untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan yang menjadi isu strategis di dunia internasional dewasa ini seperti perubahan iklim, global warming, pembangunan berwawasan lingkungan dan lain-lain," kata Syamsuar.

Sumber: KOMPAS.com (Idon Tanjung, Devina Halim)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/10/07330061/5-fakta-bencana-karhutla-pt-sss-jadi-tersangka-hingga-asap-selimuti-upacara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke